JOGJAGRID.COM : Ratusan umat dari Gereja Katolik Kevikepan Yogyakarta timur di bawah pimpinan Romo Adrianus Maradiyo, Pr bersama dengan Badan Kerja Sama Antar Denominasi Kristen (BKSADK) DIY di bawah pimpinan Pendeta Agus Haryanto menggelar doa sebagai bagian dari Pekan Doa Sedunia untuk kesatuan umat Kristen di Gereja St. Maria Assumpta Babarsari, Selasa (23/1/2024) petang.
Dalam sambutannya Romo Adrianus Maradiyo, Pr mengatakan tema pekan doa sedunia tahun 2024 sangat menarik.
Tema ini mengajak umat untuk berefleksi tentang relasi kita dengan Allah dan dengan sesama.
"Kita menyembah Allah yang sama. Allah yang kita sembah adalah Allah yang penuh kasih, yang tidak pernah membeda-bedakan atau mengkotak-kotakkan satu dengan yang lain. Kepada Allah yang satu dan sama ini kita diajak untuk bersembah sujud. Sembah sujud kepada Allah kita ungkapkan dengan berdoa, beribadah, berdevosi dan berziarah. Kepada Allah yang satu dan sama ini kita diajak untuk memuji dan memuliakan-Nya," kata Romo.
Tema Pekan Doa Sedunia tahun 2024 kiranya sangat relevan untuk diwujudkan dalam situasi dunia sekarang ini.
"Kita tahu bahwa perang antara Rusia dan Ukraina sampai sekarang belum juga reda. Ditambah lagi perang antara Israel dengan Palestina yang masih membara. Kita tahu pula akibat yang disebabkan oleh perang ini. Sudah begitu banyak rakyat di kedua negara ini menjadi kurban," terang Romo.
Anak-anak kehilangan orang tua. Mereka tidak lagi bisa sekolah. Anggota keluarga tercerai berai. Ikatan persaudaraan hancur berantakan. Karena perang, nyawa manusia tidak lagi ada harganya. Hukum kasih kepada sesama seakan-akan sudah lenyap dalam diri manusia. Yang kita rasakan adalah penderitaan yang tidak akan pernah berakhir.
Kecuali situasi dunia, kita juga diajak untuk melihat negeri kita Indonesia. Sebentar lagi 14 Februari 2024 kita akan mengadakan pesta demokrasi.
"Kita berharap pemilu tahun 2024 di negeri kita ini berjalan dengan lancar, aman dan damai. Jangan sampai karena perbedaan pilihan menjadikan perpecahan dan ketidakrukunan di antara kita. Kita berdoa semoga pemilu tahun 2024 ini akan terpilih pemimpin-pemimpin yang memegang teguh Pancasila dan UUD 1945," ujar Romo.
Pemimpin yang menghormati Kebhinekaan. Pemimpin yang mempunyai integritas tinggi bagi kemajuan negara. Pemimpin yang mengutamakan kepentingan nasioanl di atas kepentingan pribadi atau golongan.
Pemimpin yang mempunyai keberpihakan kepada kaum kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel. Pemimpin dengan rekam jejak yang terpuji. Pemimpin yang menjunjung tinggi martabat manusia. Semoga terpilih pemimpin yang mengembangkan semangat untuk melayani rakyatnya.
"Pemimpin yang sungguh-sungguh memperjuangkan kesejahteraan umum," tegasnya.
Kegiatan tersebut melibatkan 25 romo dan 25 pendeta dari berbagai Gereja di Yogyakarta. Jumlah umat yang hadir cukup banyak, memenuhi kursi gereja tersebut. Kegiatan ini sekaligus menjadi kesempatan untuk saling mengenal satu sama lain di antara umat Katolik dan Kristen dari berbagai denominasi di Yogyakarta.
Hadir pula Kapolda DIY, Irjen Polisi Suwondo Nainggolan yang mengikuti acara doa dari mula hingga selesai. Kapolda juga ikut berdoa secara langsung, tanpa mengenakan pakaian dinas seperti biasa, namun dengan batik berwarna biru.
Kali ini, secara khusus seluruh umat mendoakan agar pemilu yang kini prosesnya tengah berlangsung, berjalan dengan damai dan lancar. Perbedaan dalam pilihan yang menjadi kemerdekaan tiap individu diharapkan menjadi warna indah, bukan justru memecah belah antar anak bangsa.
Di hadapan umat yang memenuhi gereja, Kapolda mengajak segenap umat untuk turut menjaga dan mensukseskan pemilu 2024 yang akan dilaksanakan 14 Februari. Kapolda berharap, umat Kristiani menjadi garda depan masyarakat yang memastikan pemilu menjadi sebuah momen demokrasi yang jujur dan sesuai perundang-undangan yang berlaku.
"Ini bukan sebuah game, tapi pemilu menentukan nasib 270 juta warga negara Indonesia. Kita berdoa, pemilu berjalan damai dan menghasilkan pemimpin yang terbaik untuk bangsa. Kita sudah berdoa hari ini, semoga doa kita didengarkan Tuhan Yang Maha Esa," ungkap Kapolda.
Kapolda Suwondo Nainggolan juga menceritakan, bahwa selama hidup ia sekalipun tak pernah tahu isi dalam Tempat Pemungutan Suara (TPS). Sejak beranjak dewasa dan memiliki hak pilih, Suwondo sudah bertugas aktif di kepolisian yang berarti ia tidak memiliki hak suara.
Sementara, Romo Martinus Joko Lelono Pr, Ketua Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan Kevikepan Jogja Timur menambahkan perjumpaan Gereja Katolik dan Gereja-gereja Kristen dalam rangka doa bersama menjadi kesempatan baik untuk mengungkapkan doa demi persatuan dan kesatuan bangsa terutama menjelang Pemilu 14 Februari 2024. Seluruh gereja berharap pemilu 2024 berjalan dengan lancar, aman dan damai.
"Jangan sampai karena perbedaan pilihan menjadikan perpecahan dan ketidakrukunan di antara kita. Kita berdoa semoga pemilu tahun 2024 ini akan terpilih pemimpin-pemimpin yang memegang teguh Pancasila dan UUD 1945x menghormati Kebhinekaan, mempunyai integritas tinggi bagi kemajuan negara, mengutamakan kepentingan nasional di atas kepentingan pribadi atau golongan, mempunyai keberpihakan kepada kaum kecil, lemah, miskin," katanya.