JOGJAGRID.COM : Calon presiden Anies Baswedan gagal menghadiri studium generale atau kuliah umum yang digelar di Auditorium Magister Manajemen (MM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Jumat 17 November 2023.
Acara bertajuk Finding The Justice Governance Path for the Development of Indonesia: Jakarta Kota Kolaborasi as a Pioneer of Sharing City in Indonesia itu diiinisiasi forum Indonesia Future Bersama Indonesia.
Anies sedianya dijadwalkan menjadi pembicara bersama sejumlah narasumber lain. Seperti Lars Bo Larsen (Duta Besar Denmark), Lambert Grijne (Duta Besar Belanda),
Sulfikar Amir (NTU Singapore), Elisa Sutanudjaja (RUJAK URBAN Studies) dan Tri Mulyani Sunarharum (Pakar Urban Planning UGM).
"Di tengah kami sedang konfirmasi beliau (Anies) untuk datang acara ini,
muncul rekomendasi dari pengelola di MM UGM ini yang tidak menyarankan kehadiran tokoh (Anies) ini," kata ketua panitia acara itu Muhammad Khalid ditemui di lokasi.
Tak adanya rekomendasi pengelola MM UGM yang disebut meneruskan dari pimpinan kampus itu, kata Khalid, karena sosok Anies dianggap melekat dengan unsur-unsur politis di fase-fase menjelang Pemilu 2024 ini.
"Meskipun kami sudah menjelaskan sejak awal bahwa acara ini pure mimbar akademik, tidak ada endorse politik, kampanye politik, mobilisasi massa maupun atribun politik," kata Khalid yang juga mantan Ketua Badan Eksekutif Keluarga Mahasiswa UGM itu.
Khalid membeberkan, status auditorium MM UGM yang dibawahi Fakultas Ekonomi UGM dalam acara itu memang hanyalah sewa tempat saja. Pihak panitia pun menyadari karena berada di lingkungan kampus maka sejak awal semua atribut politik tidak diperkenankan.
Namun dengan munculnya rekomendasi tidak diijinkannya Anies Baswedan hadir membuat panitia pun bertanya-tanya.
"Sehari sebelumnya (16 November) bukankah Ganjar Pranowo juga bisa hadir dalam acara pengukuhan guru besar UGM, kenapa ini tidak diijinkan?" kata dia.
Tak berhenti sampai di situ. Yang lebih membuat panitia tak habis pikir, dalam pesan melalui aplikasi percakapan yang ditunjukkan pada awak media, jika acara itu tetap menghadirkan Anies, maka terancam ditertibkan.
"Bahasa sederhananya kalau Anies tetap hadir, acara akan dibubarkan," kata dia.
Khalid menuturkan acara itu digelar dengan melibatkan sebagian besar kalangan mahasiswa. Dengan tujuan para mahasiswa mendapat gambaran bagaimana perumusan sebuah kebijakan publik agar bisa berperspektif keadilan sosial. Satu lingkup yang diambil adalah kasus perkotaan.
"Tokoh tokoh di sini kami hadirkan agar mahasiswa juga bisa diskusi sambil berinteraksi langsung, tapi ternyata itu kebebasan itu dibatasi, ini perlu menjadi perhatian," kata dia.
"Harapan kami, dalam masa masa tahun politik seperti ini, diskusi akademik di lingkungan kampus tak diberangus, agar masyarakat bisa mendapat gambaran gagasan para tokoh, bukan hanya politik hore-hore," kata dia.
Sekretaris UGM Andi Sandi saat dikonfirmasi justru kaget dengan informasi gagalnya Anies hadir dalam forum di MM UGM itu.
Menurutnya, UGM akan selalu terbuka pada tokoh apapun latar belakangnya untuk hadir di acara yang digelar di kampus itu sepanjang tidak ada unsur politik selain mimbar akademik.
"Apalagi Mas Anies alumni kami, kan UGM juga rumah beliau, wong beliau juga bagian Kagama (Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada), beliau tentu tak akan melanggar prinsip-prinsip akademis yang berlaku dan kami welcome saja," kata dia.
"Termasuk bila Pak Prabowo (Subianto) atau Mas Gibran (Rakabuming) yang bukan alumni pun, silahkan saja hadir dalam forum-forum akademik di UGM dengan ketentuan yang berlaku," imbuh Andi.
Atas gagalnya Anies dalam forum itu, UGM saat ini kata Andi justru sedang menelusuri pihak yang diajak berkomunikasi dengan panitia acara itu apalagi sampai mengatasnamakan rektorat. Sehingga sampai membuat suasana jadi memojokkan pihak UGM.
"Sebab dari rektorat juga belum ada yang memberikan statemen apapun soal acara itu, karena belum mengetahui acara itu," kata dia. (Dho)