JOGJAGRID.COM: Upaya literasi digital perlu didukung agar terbentuk ekosistem ekonomi digital yang salah satunya bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan kesejahteraan rakyat.
Apalagi pascapandemi COVID-19 dan konflik internasional masih menyisakan persoalan mendasar yang perlu dihadapi bersama-sama agar Indonesia berhasil pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat.
Dalam skala global, Indonesia perlu mengendalikan inflasi, misalnya inflasi volatile foods ditekan di bawah 5%, sembari mendorong pertumbuhan ekonomi, serta membangun ketahanan pangan nasional.
Menurut data Bank Indonesia tentang pengendalian inflasi pusat dan daerah yang dirilis pekan lalu (14/9), tren kenaikan inflasi saat ini disebabkan oleh gejolak harga pangan. Selain itu, dampak rambatan kenaikan bahan bakar minyak dapat ditekan dengan subsidi penyangga sosial guna menjaga daya beli masyarakat.
“Di tingkat lokal, bahkan semenjak di tingkat masyarakat menengah ke bawah, himpitan ekonomi terasa semakin berat,” komentar Khoirun Nisa, pendiri dan pembina Yayasan Omah Kreasi Center di Yogyakarta, Sabtu (17/9).
Upaya pemerintah perlu dihargai sebagai solusi jangka pendek yang strategis yaitu bantuan langsung tunai untuk subsidi bahan bakar minyak.
“Namun, untuk jangka panjang, masyarakat senantiasa membutuhkan uluran bantuan pemerintah,” kata Nisa.
Salah satu kelompok masyarakat yang sekaligus menjadi pemain kunci dalam pertumbuhan ekonomi rakyat adalah masyarakat yang bergerak di sektor riil yaitu usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM.
Berdasarkan Layanan Data Koperasi dan UMKM di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, jumlah UMKM tertinggi ada di Kabupaten Sleman dengan 113.682 usaha, dan disusul Bantul (86.742 usaha), Gunung Kidul (53.918 usaha), Kulon Progo (36.076 usaha), dan urutan buncit di Kota Yogyakarta (32.595 usaha).
Perempuan dari Sukabumi ini mengingat, bahwa geliat UMKM mencatatkan popularitas semenjak Indonesia dilanda krisis moneter pada tahun 1998 dan krisis ekonomi global pada tahun 2008.
“Sektor riil terbukti menyokong ekonomi Indonesia saat itu, dan kini kita berharap lolos dari gejolak ekonomi global yang semakin kompleks ini,” tegas Nisa.
Ekosistem ekonomi digital
Dalam kondisi sekarang, pemberdayaan sektor riil bisa dilakukan oleh pemerintah dan mitra strategisnya dengan mekanisme bantuan akses permodal berbasis perbankan dan lembaga keuangan lainnya.
“Satu hal yang juga digalakkan pemerintah adalah literasi digital dan perlindungan data pribadi,” ungkap Donum Theo, Aparatur Sipil Negara di Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, di Jakarta, Sabtu (17/9/2022).
Selain dua isu tersebut, kata Theo, pemerintah juga mengupayakan peningkatan ketrampilan digital yang memampukan masyarakat untuk membangun ekosistem ekonomi digital dan meningkatkan kesejahteraan.
Sejak tahun 2021, Kementerian Komunikasi dan Informatika telah menawarkan program Digital Talent Scholarship yang salah satu skemanya adalah pelatihan-pelatihan Digital Entrepreneurship Academy.
Kesempatan gratis tersebut dapat dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan beragam ketrampilan digital dalam menjalankan usaha ekonomi berbasis Internet atau pemasaran daring.
“Masyarakat dapat memanfaatkan keberadaan beragam platform perdagangan digital untuk memperlancar distribusi, bahkan juga untuk membangun identitas dan reputasi daring,” ujar laki-laki kelahiran Yogyakarta ini.
Menurut Theo, platform perdagangan digital ini menawarkan ekosistem ekonomi digital yang fitur-fiturnya perlu diakrabi oleh UMKM, secara khusus dalam membangun identitas dan reputasi.
“Misalnya, Google menawarkan Google Business Profile yang memudahkan calon konsumen menemukan lokasi dan memberikan reputasi atas produk yang ditawarkan baik barang maupun jasa,” lanjut Theo.
Di lain pihak, Meta Business Suite dapat digunakan untuk mengelola aktivitas bisnis UMKM melalui Facebook, Messenger, dan Instagram. Belum lagi marketplace yang semakin populer di Indonesia seperti Tokopedia, Bukalapak, Blibli, dan lain sebagainya.
“Semuanya membutuhkan reputasi yang baik dari komunitas digital agar terwujud transaksi ekonomi yang berkelanjutan,” tegas Theo.
Budaya digital untuk UMKM
Upaya membangun literasi digital tidak dapat dilakukan oleh pemerintah saja, melainkan perlu didukung semua pihak yang membutuhkan keberadaan UMKM.
“Literasi digital perlu dilaksanakan secara berkesinambungan untuk menciptakan budaya digital demi pertumbuhan ekonomi UMKM,” ungkap Nisa.
Yayasan Omah Kreasi Centre yang digawanginya, menawarkan berbagai program dan aktivitas di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan. Kehadirannya diharapkan dapat membantu masyarakat Yogyakarta, agar bersama-sama pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat.
“Semoga dalam waktu dekat, kita bisa menawarkan bimbingan teknis atau pelatihan gratis untuk UMKM di Yogyakarta agar akrab dan lincah memanfaatkan platform perdagangan digital untuk membangun identitas dan reputasi berbasis daring,” pungkas Nisa. (Dho/Ian)