JOGJAGRID.COM : Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta Prof. Dr. M. Agus Burhan, M.Hum mendorong tumbuhnya kesadaran pada mahasiswa khususnya yang bergerak di bidang seni tentang enterpreneurship atau kewirausahaan.
Hal itu diungkap Agus saat menjadi pemateri dalam “Workshop Kewirausahaan dalam Mendorong Penciptaan Wirausaha Muda, Inovatif dan Berkelanjutan” yang digelar
Kementerian Koperasi dan UKM dengan ISI Yogyakarta melalui Pusat Pengembangan Karir dan Kemahasiswaan (PPKK) Sabtu (24/9) di KJ Hotel Jl. Parangtritis No.120, Mantrijeron, Kec. Mantrijeron, Kota Yogyakarta.
"Sebagaimana yang sering saya sampaikan di berbagai forum, mahasiswa sejak dini harus mempunyai jiwa wirausaha agar mereka bisa mandiri dengan profesi keseniannya," kata Agus.
Agus mengatakan banyak di antara mahasiswa itu dalam kondisi dituntut bahwa mereka musti menjadi seniman atau menjadi wirausahawan seni.
"Oleh karena itu kami juga terus mengembangkan berbagai macam metode memupuk entepreneur itu melalui berbagai macam forum agar bisa mendorong kesadaran mahasiswa maupun skill-nya agar kian terasah," kata Agus.
Agus mengatakan untuk mewujudkan semangat wirausaha penting dengan membangun kesadaran untuk membuat ekosistem terlebih dahulu. Sehingga para mahasiswa terbiasa bekerjasama maupun mendapat dukungan dari kalangannya ke depan.
"Selain kegiatan workshop seperti ini, kami memilili program mahasiswa wirausaha yang sudah kami selenggarakan tiap tahun, jadi saat ini kami coba bersinergi dengan Kementerian Koperasi dan UKM membangun inkubator bisnis bagi mahasiswa utamanya untuk bidang ekonomi kreatif," tegasnya.
Menurut Agus, inkubator kewirausahaan ini penting untuk bekal menghadai tantangan saat ini.
"Indonesia memiliki tantangan berupa bonus demografi di mana angkatan muda sekarang dalam komposisi jumlah penduduk itu lebih dominan dibandingkan dengan orang tua, ini berpengaruh pada kebutuhan tenaga kerja di samping ada tantangan revolusi industri 4.0," kata dia.
Agus membeberkan semua tantangan dunia pendidikan saat ini telah terakumulasi dari berbagai persoalan.
"Jadi kami merasa perlu mempersiapkan dunia pendidikan itu agar lebih siap menghadapi tantangan, misalnya menimba ilmu tidak hanya di dalam kelas atau kampus saja untuk mencari kompetensi utama, tapi perlu juga dengan menambah kompetensi itu lewat pendukung lainnya, belajar kolaborasi dengan bidang-bidang ilmu lain, dengan orang lain, kuncinya sinergi," kata Agus.
Kepala PPKK ISI Yogyakarta, Drh.Tutik Winarti M.Hum mengatakan untuk menumbuhkan jiwa enterpreneurship itu di dalamnya ada social skill dan soft skill juga.
"Social skill dan soft skill ini yang coba kamu tumbuhkan melalui PPKK," kata Tutik.
Tutik mengatakan PPKK ISI Yogyakarta sudah terbentuk sejak 2014 silam dan menjadi satu satunya lembaga pembentuk jiwa kewirausahaan yang ada diantara ISI lainnya di tanah air.
"Jadi lembaga ini mendorong tumbuhnya social skill dan soft skill mahasiswa agar tumbuh jiwa wirausaha," kata dia.
Salah satu program PPKK ini termasuk membantu dana stimulan kependidikan bagi mahasiswa pemula yang berminat wirausaha.
"Memang dana stimulannya tak terlalu besar, tapi bisa membantu mahasiswa memulai wirausaha mereka," pungkas Tutik.
Workhsop yang digelar Kementerian Koperasi dan UKM dengan ISI Yogyakarta itu menindaklanjuti Nota Kesepahaman antara keduanya yang telah ditandatangani sebelumnya sekaligus implementasi Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional.
Dalam kebijakan itu salah satu tujuannya adalah menumbuhkan wirausaha muda di kalangan mahasiswa maka diperlukan langkah-langkah strategis dalam mewujudkannya. (Dho/Ian)