JOGJAGRID.COM : Program Profesi Arsitek (PPAr) Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta kembali menyelenggarakan acara Wisuda Profesi dan Janji Arsitek, Angkatan ke 9 Tahun Akademik 2021/2022 Kamis, 7 Juli 2022.
Ketua Program Studi Profesi Arsitek, Universitas Islam Indonesia Ir. Ahmad Saifudin Mutaqi, M.T. mengatakan dalam kurun 4 tahun terakhir, sejak pihaknya diberi Amanah melayani PPAr UII telah meluluskan sebanyak 166 ‘arsitek muda’ yang siap bekerja bersama seniornya para ‘Arsitek Mentor’ anggota IAI.
"Angka ini menunjukkan rata-rata per tahun sebanyak 41 lulusan, yang berasal dari 135 lulusan Sarjana Arsitektur atau 30% memilih mengembangkan diri menjadi Arsitek," kata Saifudin.
Prosentase ini lanjut Saifudin
patut disyukuri karena di atas rata-rata pilihan para lulusan sekolah arsitektur yang menjadi Arsitek hanya kurang dari 25%.
"Mudah-mudahan ini merupakan indikator positif bertumbuhnya Profesi Arsitek yang semakin dihargai oleh masyarakat, pemangku kepentingan dan bangsa ini," tegasnya.
Pada wisuda kali ini, merujuk pada Rapat Yudisium tanggal 26 April dan 2 Juni 2022, PPAr UII meluluskan sebanyak 14 orang Angkatan ke 9 dengan kualitas yang membanggakan, 11 orang diantaranya berpredikat cumlaude.
Indeks Prestasi Kumulatif terbaik senilai 3,94 diraih oleh 3 orang, yakni Mochammad Restu Subagya (Sukabumi), Rendy Rian Sandhika (Tanjung Selor), dan Afni Astari (Bandar Lampung).
Kemudian disusul lulusan lainnya 3,92 dua orang dan 3,90 dua orang, yakni Aussie Virnadya Wijayanto (Sleman) 3,92, Fairuz Abiyyu Ulinnuha (Medan) 3,92, Angger Pradipto Hanindyo Kertiyoso (Yogyakarta) 3,90, Fara Hajar Puspita Putri (Yogyakarta) 3,90.
Berikutnya, lulusan dengan diatas IPK 3,8 ada 4 orang, yakni Ahmad Rosyid Wahyu Anggoro (Surakarta) 3,88, Pudita Sekar Pratiwi (Palangka Raya) 3,85, Fauzan Rasyid (Sleman) 3,80
dan Hendri Sakti Amboina (Magelang) 3,80 serta satu orang lagi dengan IPK 3,76 yakni Muhammad Rizki Aji Wicaksono (Bantul).
Selain itu ada dua lainnya dengan predikat ‘sangat memuaskan’ adalah Thalya Alfiani Shafira (Karanganyar) dan Vengquo Aminussabil (Palembang).
"Mahasiswa Program Studi Profesi Arsitek UII telah tuntas menjalani proses pembelajaran selama 1 (satu) tahun, dengan menempuh 36 SKS, berupa 9 Mata Kuliah baik wajib maupun mata kuliah pilihan," kata dia.
Matakuliah Studio Profesional dilaksanakan di dalam kampus (in campus studio) bersama para Tenaga Ahli multidisiplin, yakni: Ahli Mekanikal Elektrikal, Ahli Struktur berasal dari Jurusan Teknik Sipil, Tenaga Ahli Teknik Lingkungan berasal dari Jurusan Teknik Lingkungan. Mahasiswa berperan menjadi Arsitek yang mengkoordinasikan proyek perancangan dengan kasus nyata.
Studio Profesional lainnya dikerjakan bersama klien masyarakat dan atau komunitas tertentu secara partisipatori. Mahasiswa berperan menjadi pendamping masyarakat untuk menemukan solusinya.
Pada masa pandemi yang belum berakhir saat mereka belajar, kegiatan pemagangan dilakukan diperusahaan Konsultan Perencana anggota INKINDO dan perusahaan Developer anggota REI yang secara akumulatif selama 2,5 bulan.
Mereka belajar tentang Manajemen Bisnis Arsitektur dan Pelaksanaan Proyek Terpadu. Kegiatan semacam ini membuka peluang kerja bagi mahasiswa, dan tidak sedikit ketika mereka lulus langsung mendapat kesempatan bekerja ditempat mereka magang.
Dalam membangun sense of crisis, mahasiswa belajar sekaligus berkontribusi nyata di masyarakat, yakni: mahasiswa mengerjakan bersama Rumah Sakit Lapangan untuk menghadapi kasus kelangkaan layanan Kesehatan akibat pandemi virus corona.
Dalam proyek tersebut, mereka mendapat kesempatan mentoring bersama Arsitek Profesional anggota Ikatan Arsitek Indonesia dari Jakarta, Bandung, Banten, Semarang dan Surabaya.
Hasilnya dikontribusikan kepada masyarakat melalui Ikatan Arsitek Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta sesuai dengan kota target yang membutuhkannya.
Secara keseluruhan, dalam kurun masa pembelajaran, mahasiswa telah terlibat dengan beragam kegiatan pembelajaran, pengabdian masyarakat dan penguatan karakter manakala mereka telah lulus mampu menerapkan Kode Etik Profesi dan Kaidah Tatalaku Arsitek yang telah ia dapatkan bersama IAI.
"Lulusan telah siap bekerja Bersama para Arsitek Mentor di biro-biro arsitek yang terkoordinasi oleh IAI di provinsi-provinsi seluruh Indonesia.
Atas pencapaian mereka, sekali lagi kami mengucap syukur bahwa anda semua ‘wisudawan dan wisudawati’ telah berhasil menyelesaikan seluruh rangkaian pembelajaran ini dengan baik," kata dia.
"Kami harapkan kesuksesan akan menyertai anda semua dalam melanjutkan karir sebagai Arsitek profesional dan menjaga nama baik almamater saudara. Kini para Arsitek muda siap bekerja dan magang selama 2 tahun menggunakan bekal kompetensinya untuk mencapai jenjang professional mandiri" pungkas Saifudin.
Adapun Ketua APTARI Dr. Ar. Yulianto Purwono Prihatmaji S.T, M.T., IPM., IAI dalam sambutannya mengatakan
Program Profesi Arsitek UII bersama 4 PT di Indonesia menjadi pelopor pendidikan arsitektur 5 tahun saat ini.
"Tahun 2022 ini, 5 PT sudah bergegas dan berproses mengajukan ijin untuk membuka PPAr dan 4 PT yang lain juga sudah siap mengirimkan borang persyaratan pembukaan PPAr yang akan dibuka pada platform SIAGA (sebelumnya SILEMKERMA) pada tanggal 25 Juli," kata dia.
"Insha Allah tahun ini, Indonesia akan akan mempunyai 9 PT yang membuka PPAr," ujarnya.
Dari 141 PT anggota APTARI dan 170 PT yang mempunyai prodi arsitektur, jumlah ini masih relatif sedikit, apalagi sebarannya belum merata di wilayah Indonesia.
Namun dari jumlah lulusannya, di wilayah ASEAN hasil ini yang terbesar.
"Hal ini kita diskusikan intensif dan produktif di forum ASEAN Architect Council (AAC) dan ASEAN Architecture Education Committee (AAEC) secara periodik di konsorsium CCS ASEAN. Mohon ijin untu menyampaikan proses dan praktik baik dari PPAr UII ini ke forum ASEAN dan dunia, khususnya untuk menjadi suar dan teladan bagi PT anggota APTARI," pungkasnya. (Dho/Ian)