JOGJAGRID.COM : Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menyambangi kawasan jalan Malioboro Yogyakarta Jumat sore 11 Februari 2022.
Raja Keraton Yogyakarta itu berjalan kaki dari komplek Kantor Kepatihan melewati jalur pedestrian sisi timur ke arah utara yang kini sudah bersih dari pedagang kaki lima atau PKL.
Suasana yang awalnya mendung pekat itu diikuti hujan deras ketika Sultan HB X mulai menyampaikan beberapa persoalan yang diamatinya terkait kawasan Malioboro.
"Kami sore ini sengaja melihat kondisi di Malioboro yang sekarang bersama Pemerintah Kota Yogyakarta," kata Sultan.
Sultan menyoroti kondisi pedestrian dan sarana prasarannya pasca para PKL seluruhnya pindah ke tempat relokasi awal Februari ini.
"Kondisi kursi kursi Malioboro ini perlu segera diplitur lagi, juga selasar ini baik yang untuk jalan atau dulu bekas memasak, bekas api, perlu diperbaiki," kata Sultan.
Sultan mengakui, jajarannya akan mencoba berembug dengan kalangan
Sultan menuturkan pasca relokasi para PKL, seharusnya kawasan pedestrian Malioboro juga lebih nyaman bagi pejalan kaki.
Tak hanya itu, Sultan juga menyoroti terkait keberadaan pertokoan di sepanjang Malioboro yang perlu ditata ulang. Khususnya bagian fasad atau tampilan sisi luar.
"Untuk pemilik toko, fasadnya merupakan bagian heritage Malioboro dan mereka juga yang akan memperbaiki," kata Sultan.
Sultan mengingatkan para pemilik toko tak memperluas lahan jualannya pasca para PKL direlokasi. Jalur trotoar bekas jualan PKL di depan pertokoan musti tetap untuk kepentingan publik.
"Kami juga akan melangkah untuk toko-toko, melakukan perbaikan seperti pengecatan, perbaikan lampu, kabel, limbah air akan kami perbaiki semua agar yang berada di Malioboro lebih nyaman," kata Sultan yang menyebut berbagai perbaikan ini baru bisa dilaksanakan paling cepat tahun depan karena anggaran daerah sudah teralokasi.
Sultan menambahkan telah berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Yogyakarta dalam waktu tiga bulan ke depan menggagas acara pentas kesenian di kawasan relokasi PKL Malioboro. Hal itu dinilai perlu untuk memancing wisatawan berkunjung.
"Pentas di tempat relokasi PKL Malioboro ini mungkin bisa dibuat satu atau dua kali dalam seminggu, pada hari Selasa dan Sabtu secara rutin," kata Sultan.
Selain itu, Balai Cagar Budaya Dinas Kebudayaan Yogyakarta juga bisa menggagas galeri seni di sepanjang Malioboro untuk meramaikan kawasan itu pasca relokasi.
Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengatakan pasca relokasi para PKL, segala tanggungjawab soal kebersihan, kenyamanan, keindahan dan ketertiban Malioboro perlu menjadi prioritas.
"Mulai saat ini Malioboro kita sebut sebagai kawasan cagar budaya Malioboro pasca para PKL digeser ke lokasi baru," kata Haryadi.
Haryadi membantah stigma para PKL telah hilang dari Malioboro dengan alasan lokasi relokasi sekarang masih di kawasan Malioboro hanya tersentra. (Ian/Dho)