JOGJAGRID.COM: Akhir tahun 2020, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia mencanangkan program vaksinasi COVID-19. Vaksinasi bagi seluruh rakyat Indonesia untuk mencapai herd immunity tersebut, membutuhkan vaksin setidaknya untuk 181,5 juta jiwa. Program vaksinasi terbagi dalam dua (2) gelombang, di mana gelombang I (Januari – April 2021) untuk petugas Kesehatan, petugas publik dan lansia, dengan jumlah masing-masing 1,3 juta, 17,4 juta dan 21,5 juta jiwa. Sedangkan gelombang II (April 2021 – Maret 2022) untuk masyarakat rentan dan masyarakat lainnya dengan jumlah 63,9 juta dan 77,4 juta jiwa.
Diungkapkan dr. Ekorini Listiowati penanggung jawab vaksinasi dari Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) bahwa Muhammadiyah yang memiliki 117 rumah sakit dan lebih dari 200 klinik segera mempersiapkan penyelenggaraan vaksinasi.
“Di tengah pro-kontra vaksinasi COVID-19 dengan berbagai macam hoax yang tersebar, Muhammadiyah memulai dengan kajian tentang vaksin dengan berbagai pakar dan lembaga, untuk mendapatkan masukan apakah vaksin aman, efektif dan halal. Dengan tekad percepatan capaian vaksinasi di Indonesia, Muhammadiyah bekerja sama dengan banyak pihak untuk pelaksanaannya, sebut saja Kementrian Kesehatan, TNI, POLRI, KADIN, serta organisasi masyarakat lainnya, baik dari dalam dan luar negeri,” jelas dr Ekorini pada Rabu (5/1).
dr Ekorini juga menjelaskan bahwa sudah lebih dari 30.000 tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan Muhammadiyah mengikuti vaksinasi di Bulan Januari-Februari 2021. Tanggal 9 Maret 2021, Muhammadiyah mengawali vaksinasi massal dengan kegiatan serentak di Kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Menteng Jakarta dan Jl. Cik Di Tiro Yogyakarta untuk petugas publik dan lansia, yang dibuka langsung oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
“Di luar Jawa juga tidak kalah semangatnya untuk percepatan vaksinasi ini, di antaranya Universitas Muhammadiyah Luwuk Banggai, Universitas Muhammadiyah Balikpapan, Universitas Muhammadiyah Palangka Raya, Universitas Muhammadiyah Kupang, Universitas Muhammadiyah Mataram, UNIMUDA Sorong dan lainnya,” imbuh dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini.
Vaccination for All yang diselenggarakan oleh Muhammadiyah, lanjut dr Ekorini, benar-benar vaksinasi yang ditujukan untuk semua, lintas agama, semua umur (yang sesuai dengan ketentuan), jenis kelamin, suku dan ras. Tidak terlewat vaksinasi bagi kaum difabel dan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
“Untuk meningkatkan cakupan vaksinasi yang diselenggarakan oleh Muhammadiyah, berbagai upaya dilakukan, termasuk di dalamnya seminar, kajian agama, membuat flyer dan poster ajakan vaksinasi, serta membuat Frequently Asked Questions (FAQ). Sampai dengan akhir tahun 2021, setidaknya telah mencapai 600.000 dosis vaksinasi yang diselenggarakan oleh Muhammadiyah. Dan saat ini, Muhammadiyah yang memiliki sekurang-kurangnya 1.290 sekolah dasar, mentargetkan mampu melakukan vaksinasi anak sebanyak 100.000 anak,” tutur dr Ekorini. (Dho/Ian)