JOGJAGRID.COM : Laboratorium Ilmu Pemerintahan UMY hingga saat ini intens bergerak dalam pelaksanaan pengujian calon pamong kalurahan di wilayah DIY.
Terbaru, pada Rabu (26/05/2021) Laboratorium Ilmu Pemerintahan UMY melakukan pendampingan pengujian calon pamong kalurahan di Kalurahan Kalitirto Kapanewon Berbah, Sleman, yang dipusatkan di Hotel Alana Yogyakarta.
Para calon pendaftar itu ditest untuk posisi dukuh, carik dan beberapa tenaga lainnya dengan syarat menjalani serangkaian tes mulai soal tertulis hingga pidato Boso Jowo dan pengoperasian komputer.
"Sepanjang 2021 ini kami sudah mendampingi seleksi calon pamong untuk 17 desa di Bantul, Sleman dan Kulonprogo," kata Kepala Laboratorium Ilmu Pemerintahan UMY, Sakir Ridho Wijaya.
Menariknya, Sakir mengatakan, dari 17 desa yang telah didampingi selama 2021, tercatat sebanyak 60 persen lebih pendaftar pamong merupakan anak muda.
"Sekitar 65 persen pendaftar didominasi anak muda dengan usia 20 hingga 30 tahun dengan gelar sarjana, ada S1 dan S2," kata dia.
Para anak muda itu seluruhnya tertarik mendaftar karena disinyalir pamong desa kini sudah jadi posisi menjanjikan karena memiliki penghasilan tetap dan juga berhak mengelola tanah pelungguh di desa.
Dukuh misalnya, gaji pokoknya itu Rp 2 juta, tertinggi lurah Rp 3 juta. Tapi mereka berhak atas tanah pelungguh atau bengkok yang bisa besar sekali tergantung tiap desa. Lahan itu bisa disewakan atau dikaryakan hingga mereka pensiun.
"Saat ini proses seleksi lebih independen dan netral tidak seperti dulu. Dulu kan ketika bapaknya dukuh maka jabatan itu diwariskan ke anaknya, sekarang tidak bisa lagi,” ungkap Sakir.
Di Kalurahan Kalitirto, tercatat enam formasi dibuka yakni untuk Carik, Kamituwo dan empat lainnya Dukuh.
“Sekarang memang ada penghasilan tetap ya setara ASN dengan golongannya. Mereka harus bisa pidato Bahasa Jawa dan tentu pengoperasian komputer karena sekarang basis datanya kan IT ya. Kami tidak hanya seleksi tapi sampai mendampingi peningkatan kapasitas yang terpilih,” kata dia. (Bin/Sal)