JOGJAGRID.COM : Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mencatat masih sangat fluktuatifnya kondisi Gunung Merapi saat ini sehingga status Siaga belum juga diturunkan.
Dalam 24 jam terakhir, gunung api yang melingkupi 4 kabupaten di wilayah DIY Jawa Tengah itu berkali kali masih menyemburkan awan panas dan guguran lava pijarnya.
Dimulai daru Kamis 1 April pukul 12.00-18.00 WIB, Merapi memuntahkan 4 kali awanpanas guguran berturut turut pada pukul 12.36,13.34, 14.55 dan 14.58 WIB dengan jarak luncur maksimal 1.500 meter ke arah barat daya.
Tak berhenti di situ, masih pada hari yang sama, pada pengamatan 18.00-24.00 WIB Merapi gantian menyemburkan 10 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.000 meter masih ke arah barat daya.
Masuk hari Jumat ini, 2 April 2021, dalam periode 00.00-06.00 WIB teramati lagi 3 kali awan panas guguran Merapi dengan jarak luncur 700-1500 m mengarah ke barat daya. Tak hanya awan panas, kali ini juga teramati 16 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 700 meter ke arah barat daya.
Baru pada Jumat pukul 06.00-12.00 WIB Merapi sementara terpantau tak mengeluarkan awan panas atau guguran lava pijar lagi
Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan hingga awal April ini
Gunung Merapi statusnya masih level III atau Siaga.
"Potensi bahaya belum berubah, berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km," kata dia.
Selain itu potensi bahaya juga mengarah pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 km.
"Lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak, maka kami himbau masyarakat tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya itu," kata dia. (Vas)