JOGJAGRID.COM : Rapat Kerja Wilayah DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DIY sukses digelar di Hotel Inna Garuda Yogyakarta Minggu (28/3/2021) dengan protokol kesehatan ketat.
Turut hadir Raja Keraton Yogyakarta yang juga Gubernur DIY Sri Sultan HB X dalam acara itu.
Ketua DPW PKS DIY Agus Masy'udi,
didampingi humas Muhammad Syafi'i, Ketua MPW PKS DIY Dwi Budi Utomo serta Ketua DSW PKS DIY Ahmad Khudori menyatakan rakerwil merupakan forum untuk membahas dan menetapkan program kerja selama lima tahun kepengurusan hingga 2025. 14 bidang secara marton melakukan pembahasan secara luring maupun daring.
Agus menyampaikan, ada empat sikap yang dihasilkan dari rakerwil kali ini.
"Pertama, PKS DIY berupaya mewujudkan visi PKS sebagai partai Islam rahmatan lil alamin yang kokoh dan terdepan melayani rakyat dan Negara Kesatuan Republik Indonesia," kataya.
PKS mengembangkan silaturahmi dan kerja sama dengan berbagai komponen di DIY untuk menghadirkan keharmonisan dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
“Masyarakat DIY memiliki nilai budaya dan semangat gotong royong yang kuat dengan kebulatan tekat dan hati mulia diwujudkan dalam jargon saiyeg saeka praya, saiyeg saeka prapti, holopis kuntul baris. Ini adalah modal kuat bagi masyarakat DIY untuk bangkit dari keterpurukan akibat pandemi,” kata Agus.
Kedua, beberapa program yang ditetapkan di dalam rakerwil fokus pada upaya peningkatan ketahanan ekonomi keluarga. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) dengan membandigkan data Maret 2020 dan September 2020, pandemi mengakibatkan peningkatan kemiskinan di DIY sebesar 27.400 orang.
“Program peningkatan ketahanan ekonomi keluarga ini secara internal akan diarahkan kepada pengurus dan anggota partai. Secara lebih luas Fraksi PKS DIY akan berjuang mendorong kebijakan dan anggaran daerah difokuskan untuk pemulihan ekonomi seluruh warga DIY terutama usaha mikro dan kecil,” tambahnya.
Ketiga, PKS DIY meminta pemerintah daerah menyiapkan pembukaan kembali pendidikan secara tatap muka, terutama perguruan tinggi, SMA/SMK. Dari hasil evaluasi, pembelajaran jarak jauh yang berlangsung hampir satu tahun ini banyak kekurangannya jika dibandingkan tatap muka.
“Dengan memperhatikan tingkat kepatuhan masyarakat DIY menjalankan protokol kesehatan termasuk tertinggi di Indonesia, opsi untuk membuka kembali pendidikan perlu dilakukan,” kata Agus.
Pembukaan kembali lembaga pendidikan tidak hanya penting untuk menjaga kualitas pembelajaran tetapi juga punya dampak ekonomi yang luas menggerakkan usaha-usaha kecil masyarakat.
Keempat, PKS DIY mengajak seluruh warga DIY bergabung bersama membangun dan memajukan Yogyakarta. Ada beragam program PKS DIY yang dihasilkan dari rakerwil kali ini.
Program-program itu terbuka bagi anak-anak muda berkolaborasi dengan program Wujudkan Ide Bersama PKS Muda, Content Creator Academy dan Young Creative Center.
Tak lupa, PKS DIY juga mengajak semua pihak bekerja sama mengokohkan program Rumah Keluarga Indonesia (RKI), program Pusat Pelayanan Rakyat (PPR) maupun program pelayanan, pemberdayaan dan pembelaan masyarakat.
Dwi Budi Utomo menambahkan, rakerwil juga dimaksudkan sebagai konsolidasi dan penguatan struktur semua elemen. Harapannya pada Pemilu 2024 tercapai target 15 persen atau sepuluh kursi DPRD DIY.
Sultan mengatakan adalah suatu kehormatan baginya memperoleh kesempatan untuk memberikan sambutan dalam forum ini.
"Kehormatan itu menjadi semakin bermakna, karena momentum ini merupakan forum permusyawaratan dari sebuah partai yang berjuang untuk keadilan dan kesejahteraan," kata Sultan HB X di hadapan jajaran pengurus DPW PKS DIY yang hadir.
Sultan pun mengungkapkan, dalam sistem demokrasi, partai politik menyandang fungsi, antara lain rekrutmen, pendidikan dan pelatihan bagi para Kader yang layak untuk menduduki posisi di lembaga legislatif dan eksekutif atau kepengurusan partai dengan seleksi kandidat secara berjenjang.
"Jika hal ini benar-benar dijalankan, maka harapan sinkronisasi kinerja partai, fraksi dan eksekutif –yang direpresentasikan oleh Pimpinan Daerah yang berafiliasi dengan PKS—niscaya akan memperkuat kebijakan publik yang mengutamakan keadilan dan kesejahteraan rakyat," kata Sultan.
Sultan mengatakan pencanangan kembali, bahwa PKS adalah Partai terbuka yang inklusif, kiranya patut disambut dengan optimisme oleh khalayak. Dari kesan eksklusif ke pernyataan inklusif, tentu juga membawa perubahan paradigmatik.
Dan perubahan ini bukanlah hal mudah untuk memperoleh kepercayaan, jika dalam politik praktis tidak mencerminkan apa yang dipersepsi publik. Karena, partai politik dalam bayangan awam adalah representasi kepentingan kelompok tertentu dalam masyarakat.
"Tetapi jika PKS bisa menjembatani masyarakat dengan platform politiknya, bisa jadi akan menarik minat anak-anak muda –yang dilambanagkan oleh warna oranye dalam logo barunya-- setidaknya untuk mengapresiasinya. Dalam hal ini, program, tindakan dan wacana kader-kadernya serta posisioning partai diharapkan mampu mengakomodsi dinamika dan dialektika masyarakat dalam ragam kepentingannya," kata dia.
Sultan mengungkap, seperti yang umum dikenali masyarakat, PKS adalah mitra Pemerintah yang mengedepankan oposisi kritis dan mengidentifikasi diri sebagai “Rumah Golongan Putih”, sebagaimana dilambangkan dalam logonya yang berwarna putih guna menegaskan karakter bersih, suci, tulus, ihklas, dan mulia, serta perlu menjadi catatan penting, telah menyatukan diri dengan Pancasila.
"Hal ini membawa konsekuensi, bahwa Pancasila sebagai ideologi terbuka yang memungkinkan tumbuhnya nilai-nilai baru, harus terus-menerus disegarkan oleh PKS agar menjadi a living ideology di dalam tubuh partai," kata Sultan. (Dwita)