JOGJAGRID.COM : Pandemi COVID-19 telah mengikis kemajuan kesehatan dan pembangunan di Indonesia dan negara lain di dunia.
Bahkan kini menurut data Kementerian Kesehatan, Indonesia menunjukkan lebih dari 1 juta kasus terkonfirmasi.
Berbagai upaya ditempuh Pemerintah Indonesia untuk menahan dan menurunkan laju penyebaran virus COVID-19, salah satunya dengan mendapatkan vaksin yang aman, efektif dan terjangkau untuk rakyat Indonesia melalui kerjasama bilateral dan multilateral.
Pengenalan vaksin yang aman, efektif dan terjangkau menjadi prioritas politik, ekonomi dan kesehatan masyarakat bagi pemerintah Indonesia untuk melindungi rakyat Indonesia dari infeksi virus COVID-19, menurunkan angka kematian dan kesakitan akibat COVID-19, membentuk kekebalan tubuh dan mencapai kekebalan kelompok/ herd immunity.
Pemberian vaksin COVID-19 merupakan bagian dari strategi komprehensif untuk mengendalikan penularan COVID-19, yang meliputi upaya preventif, edukasi publik, diagnosis dan pengobatan.
Namun, vaccine hesitancy atau keengganan dan ketidakpercayaan masyarakat terhadap vaksin dan imunisasi menjadi penghambat terbesar upaya melindungi masyarakat dari berbagai penyakit berbahaya yang bisa dicegah dengan Imunisasi.
Media yang menyediakan pemberitaan berimbang, menggunakan data yang akurat, kritis dan konstruktif, menjadi kunci untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Imunisasi.
Oleh karena itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Siberkreasi dan Tim Komunikasi Publik Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi (KPCPEN) telah memulai beberapa upaya kerjasama dengan media di tingkat nasional, melalui berbagai kegiatan, salah satunya adalah seminar online yang menghadirkan para pakar di bidangnya untuk dapat berbagi informasi kepada publik.
Seperti pada seminar online “Berbagi tentang Vaksinasi: Positif setelah Vaksin Covid-19” pada tanggal 27 Januari 2021, dijelaskan gambaran umum tentang Vaksinasi ini oleh dr. Tonang Dwi Ardianto SpPK, PhD juru bicara Satgas Covid-19 RS UNS.
“Persoalannya kita kalau mendapatkan infeksi itu kita nggak pernah tahu mau jadi yang tanpa gejala, jadi yang sedang atau sampai yang dahsyat. Tentu kita tidak berharap seperti itu, maka kita coba lakukan dengan vaksinasi. Kalau vaksinasi itu kita berikan dengan dosis terukur, masuk ke tubuh kita, direspon dengan suatu imunitas alami membentuk respon imun dan terjadinya juga kekebalan tanpa harus melalui fase untuk sakit yang mungkin sampai berat tadi. Nah itulah mengapa kita melakukan vaksinasi supaya kita mendapatkan kekebalan ini dengan tanpa resiko terjadinya suatu perburukan yang bahkan bisa sampai terjadi situasi yang fatal” kata Tonang dalam acara
yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo bersama Siberkreasi dan KPCPEN itu.
Sementara Drs. H. Sri Purnomo, M.Si Bupati Sleman pada kesempatan ini juga berbagi pengalamannya yang sedang viral yaitu positif setelah di vaksin, sehingga dapat menjawab rasa penasaran dari para peserta yang hadir secara online.
Selain itu Bupati Sleman juga menyampaikan komitmennya untuk selalu mensukseskan program vaksinasi Covid-19.
“Kita (pemerintah) harus hadir bersama orang-orang yang sudah divaksin untuk menjadi corong pada masyarakat akan pentingnya kebersamaan dalam menangani Covid-19, sebagai satu-satunya jalan yang efektif”, ujar Sri.
Hadir dalam kesempatan ini juga, dr. Tirta Mandira Hudhi sebagai relawan Kemenkes yang bercerita pengalamannya dari pernah menolak sampai akhirnya bersedia divaksin setelah memastikan safety issue sebuah vaksin telah dipenuhi. “Yang paling penting dari vaksinasi adalah memastikan keamanan untuk rakyat” tegasnya.
Disinformasi mengenai pandemi Covid-19 pada kenyataannya masih ada sehingga perlu dilakukan literasi bersama-sama.
“Jangan cuman berhenti sampai membuat audiens mengerti, tetapi kita harus empowering, kita harus tetap menyemangati mereka yang di sini untuk melahirkan pejuang-pejuang literasi yang baru. Saya rasa ini tugas kita bersama”, ujar Yosi Mokalu, konten kreator yang juga merupakan wakil dari Siberkreasi.
Dengan adanya rangkaian seminar online ini diharapkan masyarakat memiliki pemahaman yang lengkap dan benar tentang vaksinasi/ imunisasi, kemudian juga mendapatkan pemberitaan media yang akurat, berimbang, dan berkontribusi positif pada upaya penanganan COVID-19 khususnya dalam keberhasilan introduksi vaksin COVID-19. (Vita/Wisnu)