JOGJAGRID.COM : Untuk meningkatkan sumber penghasilan tambahan melalui pemanfaatan lahan pekarangan dan pemasaran hasil panen yang bernilai tambah, Tim Program Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta melakukan pendampingan pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Mentari yang berada di Dukuh Gatak, Bangunharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta.
Tim PPM yang beranggotakan Dosen Prodi Teknik Industri UAD dengan ketuaFatma Hermining Astuti, S.T., M.Sc., dan anggota Wandhansari Sekar Jatiningrum, S.T., M.Sc. ini, memberdayakan anggota KWT Mentari supaya mereka bisa mendapatkan manfaat yang lebih selain pemenuhan kebutuhan pangan mandiri.
Fatma Astuti menuturkan, selama ini pengetahuan yang dimiliki oleh anggota KWT Mentari adalah langsung menjual hasil tanaman pangan sebagai sumber pendapatan.
"Padahal, menjual produk dengan nilai tambah memiliki keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan menjual langsung hasil tanaman pangan," ujar Fatma Astuti, (21/12).
Fatma Astuti menyampaikan, hasil dari serangkaian kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dilakukan, yaitu anggota KWT Mentari memiliki pengetahuan dan pemahaman berkaitan dengan manajemen organisasi, pemanfaatan lahan pekarangan, dan diversifikasi produk yang bernilai tambah.
"Anggota KWT juga sudah mampu memanfaatkan lahan pekarangan melalui menanam tanaman pangan, seperti brokoli, terong, bawang putih, dan cabe dalam polybag," ungkap Fatma Astuti.
Selain itu, Fatma Astuti menambahkan bahwa anggota KWT Mentari juga sudah mampu menghasilkan produk bernilai tambah berupa bubuk bawang putih yang dapat dipasarkan dalam kemasan botol kecil.
Sementara itu, Wandhansari Jatiningrum menjelaskan, kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan dalam bentuk penyuluhan dan pelatihan. Kegiatan pertama yaitu penyuluhan dan perancangan struktur organisasi, yang terdiri dari penyuluhan manajemen dan perancangan struktur organisasi.
"Kegiatan kedua yaitu penyuluhan dan pelatihan pemanfaatan lahan pekarangan dengan tanaman pangan. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan praktik langsung dari anggota KWT Mentari untuk menghasilkan tanaman pangan di lahan sendiri," terang Wandhansari Jatiningrum.
Kegiatan selanjutnya, kata Wandhansari Jatiningrum, yaitu pelatihan pembuatan produk bernilai tambah. Pada kegiatan ini anggota KWT Mentari melakukan praktik langsung pembuatan bubuk bawang putih.
"Kegiatan terakhir yaitu pendampingan pembuatan label kemasan produk yang baik," jelas Wandhansari Jatiningrum.
Menurut Fatma Astuti, KWT Mentari sebagai organisasi yang baru saja dibentuk oleh ibu-ibu rumah tangga di lingkungan Dukuh Gatak sudah memiliki struktur organisasi sederhana.
Namun, lanjut Fatma Astuti, pembagian kerja antar individu belum dijelaskan dengan baik. Selain itu, berdasarkan pengamatan yang dilakukan, sebagian besar lahan pekarangan yang dimiliki masyarakat Dukuh Gatak hanya dibiarkan begitu saja.
"Padahal, lahan pekarangan yang dapat dikelola dengan baik dapat memberikan manfaat, seperti untuk sumber pangan dan sumber pendapatan," imbuh Fatma Astuti.