JOGJAGRID.COM : Sebanyak 450 kepala sekolah dari SMK se Indonesia menghadiri forum Penguatan Ekosistem Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan Gerakan Sekolah Menyenangkan yang digelar Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan di Hotel Dafam Yogyakarta Senin 16 November 2020.
Turut hadir sebagai pembicara utama dalam forum itu, pendiri Gerakan Sekolah Menyenangkan Muhammad Nur Rizal.
Rizal yang juga dosen di Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta di sela memberi materi pada forum itu menyinggung bahwa di masa mendatang akan banyak perubahan pada jenis lapangan kerja yang tersedia akibat Covid-19.
“Dalam laporan World Economic Forum 2020, menyebut ada sekitar 84 persen perusahaan dunia akan mulai mempercepat mengadaptasi sistem kerja berbasis remote working area dan aspek digitalisasinya,” kata Rizal.
Rizal menilai pasar kerja ke depan pasca pandemi Covid-19 ini akan banyak membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan basic analityc thinking yang kuat. Agar ketika muncul persoalan yang terjadi di masyarakat, sumber daya yang ada sudah memiliki kemampuan yang dibutuhkan.
“Pasca pandemi, akan banyak muncul persoalan baru yang tak terduga dan lebih komplek dalam dunia kerja, ini yang mendorong perusahaan mau tak mau berubah,” ujarnya.
Pendiri GSM Muhammad Nur Rizal dalam forum Penguatan Ekosistem Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan Gerakan Sekolah Menyenangkan Senin (16/11) |
Rizal membeberkan tentang upaya pemberdayaan diri ini, telah dipupuk melalui program program dalam Gerakan Sekolah Menyenangkan. Yang selama ini sudah diaplikasikan ke berbagai sekolah berbagai daerah.
Rizal menilai SMK dalam menyiapkan lulusan juga perlu menyesuaikan metode belajarnya. Dengan membiasakan pendekatan menganalisa persoalan dari lingkungan terdekat. Lingkungan terdekat yang dimaksud seperti komunitas keluarga atau masyarakat.
Model pembelajaran online learning yang diterapkan saat ini, berfungsi hanya sebagai jalan diskusi, bukan untuk ceramah dan transfer ilmu.
“Fokus pembelajaran di SMK juga perlu mulai diubah. Tidak lagi sekedar menstrasnfer ilmu pengetahuan buku atau lembar kerja sesuai kurikulum menjadi bersifat online. Tetapi fokusnya pada modifikasi kurikulum,” katanya.
Kurikulum SMK perlu berubah, agar mendorong siswa tidak terbiasa terpaku pada satu sumber.
“Tapi juga mampu menganalisa persoalan terdekatnya,” ujarnya.
Rizal menuturkan, terkait modifikasi sistem pembelajaran itu agar selaras dengan kurikulum nasional, temanya tetap mengacu pada tema-tema yang sudah ada dalam kurikulum baku. Hanya saja metodologi dan capaian-capaian untuk topik belajarnya diserahkan kepada siswa melalui kewenangan sekolah.
Dalam sistem ini peran guru lebih pada memberi jalan keluar, saat siswa-siswa itu menemukan persoalan di lapangan. (Arifin)