JOGJAGRID.COM : Arif Suryo Widodo, 41 Tahun, tak pernah menyangka akan banting stir dari usaha awalnya berjualan sandal lalu akhirnya berlabuh menjadi jualan mobil bekas yang cukup menjanjikan.
Arif berkisah, ia mengawali kariernya sebagai seorang pebisnis dari berjualan sandal dan sepatu.
Seiring berjalannya waktu, pria berumur 41 tahun tersebut kini memiliki bisnis beromzet puluhan juta per bulannya, yakni Showroom Mobil Bekas Banyumili Mobilindo, yang beralamat di Jalan Kenteng Brosot km 5 Maesan Wahyuharjo Lendah Kulonprogo Yogyakarta.
Pria yang akrab disapa Arif tersebut mengatakan, awal ingin menjalankan suatu bisnis karena termotivasi untuk maju. Ia mengaku orang tuanya yakni ayahnya merupakan seorang guru dan ibunya tidak bekerja.
“Waktu itu saya merasa sering banyak kekurangan. Termotivasi untuk maju. Kalau mengandalkan orang tua, tidak cukup,” katanya saat ditemui di kediamannya pada Senin (30/11).
Arif mengatakan, dulunya dirinya kuliah di jurusan hukum Universitas Janabadra Yogyakarta. Ketika di bangku kuliah, ia mempunyai relasi perajin kulit.
“Dulu awalnya, saya berjualan sandal dan sepatu ke kantor-kantor. Saya temui bendaharanya. Ketika laku, saya kasih bonus sedikit ke bendahara kantor,” katanya.
Bisnis jualan sandal, tas dan sepatu itu berjalan selama satu tahun. Setelah menyelesaikan studinya di tingkat perguruan tinggi, Arif pun sempat bingung untuk bekerja.
“Selesai kuliah, bingung mau kerja apa. Saingan banyak sekali, sarjana hukum kan banyak sekali,” ucapnya.
Arif berkata, saat itu kebetulan ada salah seorang tetangganya yang mengajak untuk membuka usaha konter handphone. Ia mengaku sempat ragu, karena tidak tahu cara berjualan pulsa.
“Sempat takut. Tapi niat ingsun ingin maju, nanti dipelajari juga bisa,” katanya.
Arif mengatakan, dengan niat tersebut dirinya akhirnya berhasil mengembangkan konter hanphone tersebut. Ia mampu mendapatkan banyak pelanggan dan bisa meladeni konsumen.
“Ternyata banyak yang cocok dengan pelayanan saya di konter handphone,” katanya.
Namun pekerjaan di konter handphone tersebut tidak begitu lama dijalani oleh Arif. Tak selang begitu lama, ada seorang temannya yang menawarkan konter handphone kepadanya dirinya.
“Ada teman yang menawarkan konter handphone beserta isinya. Konter itu di daerah Temon, dijual karena sepi,” katanya.
Arif kemudian membeli konter handphone yang masih memiliki sisa kontrakan 1,5 tahun tersebut.
Tabungannya dari jualan sepatu dan sandal dipakai untuk membelinya.
“Tabungan hasil jual sepatu dan sandal sekitar Rp9 juta untuk beli konter handphone itu seharga Rp8,6 juta. Konter itu dijual karena sepi. Tapi kan rejeki masing-masing (sudah diatur),” kata Arif.
Arif pun berhasil mengembangkan konter tersebut. Ia mengaku dalam satu hari bisa menabung sekitar Rp100 ribu. “Per bulan bisa nabung sekitar Rp6 juta kalau saat ramai,” katanya.
Arif menjalankan bisnis konter handphone tersebut dari 2003 sampai 2006. Selama periode waktu tersebut ia mampu mengumpulkan uang sekitar Rp40 juta. Dari uang itu ia belikan sebuah mobil Kijang Super tahun 1989.
“Kemudian saya jual dapat untung Rp300 ribu. Saya saat itu senang sekali. Kemudian saya lanjutkan, ingin saya kembangkan,” katanya.
Namun mobil kedua yang dijualnya mengalami kerugian sekitar Rp8 juta.
Arif tak menyerah. Ia bertekad untuk mengembangkan bisnis jual beli mobil ini. Arif pun semakin mahir berjualan mobil dari pengalaman.
Arif mengaku banyak mendapatkan masukan dari konsumen maupun teman.
“Setelah beberapa transaksi, saya tambah relasi. Banyak teman dan adatang memberi arahan maupun pelajaran. Akhirnya tambah maju,” katanya.
Arif mengatakan, saat ini di Showroom miliknya ada sekitar 18 unit mobil. Mobil-mobil yang dijualnya mobil niaga, dengan merk seperti Avanza, Xenia, Ertiga, dan lainnya. Semua mobil dagangannya sangat terawat baik sehingga konsumen selalu puas.
Ia mengaku rata-rata per bulan bisa menjual sekitar 20 unit.
Setiap satu unitnya diambil keuntungan sekitar Rp3,5 juta.
Sehingga rata-rata per bulan ia bisa mengantongi keuntungan Rp60 juta. Sukses menjalankan bisnisnya ini, Arif mengaku memiliki prinsip supaya hari ini harus lebih baik dari hari kemarin.
“Kalau ada komplain harus saya selesaikan sampai tuntas. Modal Bismillah, iso maju mergo diajari kahanan (bisa maju karena diajari kondisi),” ucapnya.
Arif kini terus mengembangkan bisnis Showroom miliknya. Ia dibantu oleh istrinya, Dewi Puspitasari sebagai sekretaris sekaligus bendahara dalam usahanya.
Di masa sulit pandemi Covid-19 seperti ini, Arif dengan Mobilindo menemukan aksi nyata kebaikan yang bisa menjadi teladan.
Seperti halnya yang dilakukan Showroom Mobil Bekas Banyu Mili Mobilindo di Kulon Progo atau lebih dikenal Mobilindo.
Usaha jual beli mobil bekas yang didirikan Arif Suryo Widodo itu di masa pandemi ini terus berjalan sambil terlibat dalam kegiatan amal.
Salah satunya, Mobilindo bergerak turut membiayai khitanan massal 50 anak tak mampu bersama Komunitas Ojol Jogja Berbagi (OJB) di RS Bhayangkara Yogya pada 5 Desember 2020 nanti. (Dwi)