JOGJAGRID.COM : Dosen UPN “Veteran” Yogyakarta, Endah Wahyurini SP, MSi dari Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Dr. Humam Santosa Utama S.Sos, M.AB dari Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, tetap bersemangat melaksanakan kegiatan Pengabdian Masyarakat kepada Kelompok Petani
Terpadu Optimis, di Bantul di masa pandemi Covid-19 ini
Kegiatan yang difokuskan di Desa Sidomulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Yogyakarta itu telah digelar sepanjang enam bulan terakhir, April-September 2020 ini.
Pengabdian masyarakat yang didanai anggaran UPN 'Veteran' Yogyakarta tahun 2020 itu bertujuan untuk memberdayakan Kelompok Petani Terpadu Optimis di Bantul Yogyakarta dalam berbagai bidang yang selama ini mereka tekuni dan menjadi mata pencaharian utamanya.
"Kelompok Petani Terpadu Optimis Bantul sendiri terdiri dari 10 KWT (kelompok wanita tani). Kegiatan pengabdian ini dilakukan sebagai pendorong dan motivator bagi petani-petani di sekitarnya," ujar Dosen UPN “Veteran” Yogyakarta, Dr. Humam Santosa Utama S.Sos, M.AB Jumat 2 Oktober 2020.
Dr. Humam Santosa Utama menuturkan selama ini para petani itu sebenarnya telah bertani di sawah. Namun karena masa pandemi Covid-19 ini ingin mengembangkan usahanya lagi dengan cara memanfaatkan lingkungan pekarangan rumahnya untuk ditanami sayuran.
Dr. Humam Santosa Utama menjelaskan sepanjang kegiatan pengabdian masyarakat itu, pihaknya telah memberikan pelatihan dan pendampingan pembuatan pupuk organik, memberikan pelatihan dan pendampingan budidaya sayuran secara organik, memberikan pelatihan dan pendampingan pengendalian hama penyakit pada tanaman sayuran serta memberikan pendampingan pemasaran.
Budidaya pertanian yang dilakukan menyasar pelatihan untuk tanaman sayuran dan empon-empon, pelatihan tentang hama penyakit dan pembuatan pupuk kompos.
"Kami juga memberikan alat dan bahan berupa bibit, pupuk kompos, polybag, pupuk Trichoderma dan dana untuk pembuatan demplot sayuran di pekarangan kepada mitra kelompok tani," ujarnya.
Dr. Humam Santosa Utama mengatakan di masa pandemi ini income para petani ikut terdampak dan menurun. Sebagian suami dari petani itu juga terdampak PHK.
Sehingga dari budidaya sayuran yang dilakukan itu diharapkan bisa untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sendiri dan dijual untuk mengurangi pengeluaran.
"Untuk sayuran organik yang cepat panennya itu bisa dijual hasilnya oleh kelompok tani tersebut, seminggu bisa dua kali dijual," ujarnya.
Bahkan tak hanya menjual hasil sayuran segar jadi. Dari budidaya itu kelompok tani yang didampingi juga kini bisa menjual bibit tanaman beserta polybag yang berhasil dikembangkan dari pendampingan Dosen UPN 'Veteran' Yogyakarta itu. Misalnya saja untuk satu bibit tomat dan polybagnya dijual seharga Rp.15 ribu padahal biaya modalnya hanya sekitar Rp 1000.
"Bibit tanaman yang dijual itu justru cepat laku, dalam waktu 1,5 bulan dari modal yang dikeluarkan bisa berlipat 15 kali keuntungannya," ujarnya.
Tak hanya mendampingi saja, kelompok tani yang didampingi juga dimotivasi dengan lomba untuk mendapatkan kualitas dan kuantitas baik atas hasil pendampingan itu.
Adapun Dosen UPN “Veteran” Yogyakarta Endah Wahyurini SP, MSi menambahkan dari pengabdian yang telah dilakukan itu telah berhasil mendapatkan target yang ingin dicapai.
Adapun hasil nyata program pengabdian itu antara lain produksi sayuran organik yang hijau, sehat dan tidak kena hama penyakit. Kemudian proses produksi kelompok tani lebih efisien.
"Sebagai supplier sayuran yang dipasarkan seminggu sekali yaitu tiap rabu di pasar kompleks pemda Bantul dan hari minggu di pasar Gabusan," ujar Endah Wahyurini SP, MSi
Dr. Humam Santosa Utama S.Sos, M.AB menambahkan bahwa saat ini sampai akhir tahun masih dilakukan pendampingan. (Fin)