JOGJAGRID.COM : Event tahunan yang menggabungkan olahraga dan wisata berwujud lari marathon dengan rute melintasi candi-candi di kawasan Sleman, Sleman Temple Run 2020 resmi dibatalkan.
Pembatalan event yang sedianya digelar 27 September
2020 setelah sempat ditunda dari Juli 2020 lalu itu dilatari berbagai faktor. Mulai
pandemi Covid-19 sampai berdekatan dengan pelaksanaan pilkada 2020.
“Peserta yang sudah mendaftar sebanyak 560 orang
dari seluruh nusantara, termasuk dua warga Kenya yang berdomisili di Jakarta,”
ujar Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Sleman, Sudarningsih Jumat 18 September 2020.
Event lari dengan start dan finish di kawasan
destinasi wisata Candi Banyunibo, Prambanan ini pun telah berhasil menjual habis
seluruh tiket untuk semua kategori yang dilombakan sejak 1 Juli 2020 lalu. Baik
kelas 7K, 13K, dan 25 K dengan harga tiket mulai Rp 250 -400 ribu.
“Untuk kewajiban yang sudah dilakukan para peserta
yang mendaftar semua dikembalikan,” ujar Sudarningsih.
Pemerintah Kabupaten Sleman menyatakan jika pembatalan sudah dilakukan dengan pertimbangan matang. Mengingat para peserta yang ikut rata-rata berasal dari zona merah Covid-19. Di Sleman atau lebih luas di DIY, saat ini sedang berperang penuh mewanti-wanti agar tak muncul klaster-klaster Covid-19 baru susulan.
“Tak hanya di Sleman, seluruh event lari di berbagai
tempat saat ini juga membatalkan event-nya demi mencegah penularan virus
berlanjut,” ujarnya.
Sudarningsih menambahkan event Sleman Temple Run
juga tidak mungkin diselenggarakan secara virtual. Hal tersebut akan bertolak
belakang dengan konsep event itu yang rutenya memilih dalam bentuk menyusuri kawasan
candi-candi bersejarah.
“Jika dilakukan secara virtual mungkin juga akan kesulitan
dalam tahapan penjuriannya,” ujarnya.
Sekretaris Daerah Sleman, Harda Kiswoyo menuturkan Sleman
Temple Run tahun 2020 ditiadakan karena melihat pandemi belum ada tanda-tanda
mereda.
“Secara teknis kegiatan ini sudah seharusnya di
bulan Juli 2020 namun ditunda. Tapi saat ini sudah tidak mungkin ditunda lagi
jadi kemungkinannya hanya ditiadakan,” katanya.
Jika harus diundur ketiga kali sampai Desember
mendatang juga tidak mungkin karena selain ada momentum pilkada 2020 di Sleman,
juga musim hujan yang jelas beresiko untuk event olahraga bertemakan alam.