JOGJAGRID.COM: PT Pertamina kini tengah mendorong agar program Pertamina Shop (Pertashop) terealiasikan disemua kabupaten/Kota di DIY. Hadirnya Pertashop tersebut merupakan unit usaha pom mini resmi milik PT Pertamina.
Sementara Pertashop di DIY kini baru ada 6 unit berada di Kabupaten Kulonprogo, Sleman serta Gunungkidul. Badan Pengatur Hilir (BPH) minyak dan gas bumi mendorong agar Pertashop juga segera didirikan di Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta.
Pertamina juga memberikan potongan harga Rp 35.000, bagi warga yang menukarkan gas tiga kilogram dengan bright gas. Sementara sejumlah warga minta kepada Pertamina agar melakukan pengawasan terkait penggunaan gas 3 kilogram oleh pengusaha. Selain itu kelangkaan yang kerap terjadi disejumlah hari besar mesti perhatian khusus.
Hal tersebut mengemuka dalam kegiatan bertajuk ’Sosialisasi tugas fungsi dan capaian kinerja Badan Pengatur Hilir (BPH) Minyak dan Gas Bumi’ di Graha Gandung Pardiman Center, Karangtengah Imogiri, Sabtu (26/9). Dalam acara tersebut dibuka anggota DPR RI, Drs HM Gandung Pardiman MM dihadiri, anggota DPRD Bantul Fraksi Golkar, Paidi SPd, H Suryono SM, Heru Sudibyo, Teguh Santoso, Rani Tyas Palupi. Program tersebut diikuti ratusan peserta dari berbagai unsur diantaranya, AMPI, AMPG, Pembela Pancasila Sakti (PPS), Gepako, Kosgoro.
Dalam sosialiasi menhadirkan narasumber, Sekretaris BPH Migas, Bambang Utoro, Sales Branch Manager Rayon 3 DIY, Joko Priyambodo dengan moderator John S Keban.
Sales Branch Manager Rayon 3 DIY, Joko Priyambodo mengungkapkan, program pertashop merupakan program usulan dari Kementerian Dalam Negeri. Tujuannya memberikan kemudahan masyarakat di desa yang masih kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak (BBM). Kemudian Pertamina diminta menyediakan semacam lembaga penyalur kecil. Terobosan itu sekaligus jadi jawaban Pertamina siap menghadirkan BBM didesa. Khusus di DIY, baru ada enam Pertashop tersebar di Gunungkidul, Kulonprogo serta Sleman. Tahun depan akan ada penambahan, karena dilapangan ada permintaan. “Dari teman-teman desa yang sudah mengetahui ada program Pertashop juga minta informasi itu,” jelasnya.
Komoditas Pertashop, meliputi Pertamak, pelumas serta bright gas. “Karena Pertashop ini resmi dari Pertamina harganya juga sama dengan ketika beli di SPBU, pengukuran juga memanfaatkan tera,” jelas Joko.
Terkait dengan pandemic Covid-19, SPBU milik Pertamina semua operator harus melaksankan protokol kesehatan. Operator selalu bersinggungan dengan konsumen harus selalu melakukan pengecekan suhu. Termasuk disediakannya sarana prasaran untuk cuci tangan. “Pertamina setiap harinya selalu memonitor apakah tindakan sesuai protokol kesehatan sudah dilakukan atau belum. Bahkan diagen agen elpiji kita semua sudah menerapkan jaga jarak,” ujarnya.
Gandung Pardiman mengungkapkan, program tersebut sebagai upaya mengedukasi masyarakat terkait pencapaian dari Pertamina. Sehingga warga bisa mengetahui perkembangan dari Pertamina itu sendiri. Harapanya bisa memberikan informasi jelas bagi warga. (Jat/Van)