JOGJAGRID.COM : Anggota DPR/MPR RI Gandung Pardiman mengungkapkan seorang Pancasilais sejati tak akan menggunakan Pancasila untuk pencitraan diri.
“Pancasilais sejati akan mengamalkannya secara nyata
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, bukan untuk pencitraan,”
ujar Gandung di sela sosialisasi 4 Pilar di Pendopo Gandung Pardiman Center
(GPC), Karangtengah, Kecamatan Imogiri, Bantul, Selasa (22/9/2020).
Gandung pun mengajak masyarakat untuk menjadi
seorang pancasilais sejati.
“Jadilah seorang Pancasilais sejati, bukan
Pancasilais picisan,” ujarnya.
Dalam sosialisasi yang dihadiri Bupati Bantul
Suharsono, sejumlah tokoh serta ratusan anggota elemen seperti Gerakan Pasukan
Anti Komunis (Gepako) juga Pembina Pembela Pancasila Sakti (PPS), dan Laskar Arafat
serta Laskar Sambernyowo itu, Gandung mengungkapkan seorang Pancasilais sejati
tak akan menggunakan Pancasila untuk pencitraan diri. Melainkan mengamalkannya
secara nyata nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
“Sekarang ini banyak yang menyebut dirinya seorang
Pancasilais tapi dalam pola pikir, pola sikap, dan pola tindaknya justru tampak
ingin menggeser Pancasila sebagai dasar negara,” ujar Gandung.
Ia pun mencontohkan dengan perilaku pihak-pihak yang
sampai sekarang berusaha menghapus TAP MPRS No 25 Tahun 1966.
Inti dari TAP MPRS itu sendiri tidak memberi ruang
kepada paham Komunisme, Marxisme dan Leninisme hidup di Indonesia. Artinya, PKI
dimatikan.
Gandung menuturkan pihaknya bersyukur ketika Rancangan
Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) mulai bergulir, yang dinilai
sebagai jalan berkembangnya lagi paham komunis, langsung ditolak oleh dua ormas
Islam terbesar Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.
“Alhamdulilah ketika RUU HIP mulai bergulir, dua
ormas Islam terbesar Muhammadiyah dan Nu langsung gebug. Lebih baik hidup mulia
dan mati syahid dalam membela Pancasila ini,” ujarnya.
Gandung dalam kesempatan itu pun mengungkapkan dalam
Pilkada 2020, Partai Golkar berupaya mengusung tokoh yang dinilai Pancasilais
sejati. Seperti di Kabupaten Bantul,
Golkar DIY mengusung pasangan Suharsono- Totok Sudarto yang dikenal dengan
pasangan NoTo.
Gandung mengungkap pemilihan pasangan itu bukan
sekedar untuk merebut jabatan bupati dan wakil bupati. Lebih dari itu. Pertarungan
pilkada di Bantul dianalogikannya sebagai pertarungan untuk memenangkan Pancasilais
sejati.
“Jadi kami akan berjuang untuk memenangkan pilkada
Bantul ini dengan penuh totalitas. Ini seperti jihad memperjuangkan Pancasila”
ujarnya.
Menurut Gandung, pasangan NoTo juga bukanlah tipikal
pemimpin kedondong. Yang permukaan luarnya halus, namun did alamnya menyimpan
duri.
“Selama lima tahun Suharsono sudah membuktikan bebas
korupsi. Selama lima tahun itu tak ada APBD yang dikiyak-kiyuk untuk dikorupsi,”
ujarnya.
Bupati Bantul Suharsono yang hadir dalam acara itu
mengatakan selama lima tahun memimpin Bantul, yang ia lakukan hanyalah berusaha
menjalankan amanah yang sudah diberikan masyarakat.
“Saya memimpin karena ingin memberantas korupsi.
Memang awalnya, saat saya masih dinas di Mabes Polri di Jakarta, Bantul sempat disebut
sebagai daerah koruptor. Namun sejak 2016 menjabat bupati, saya bisa buktikan, tidak
ada korupsi di Bantul,” ujar Suharsono.
Bahkan oleh KPK (komisi pemberantasan korupsi), ujar
Suharsono, Bantul sudah dinyatakan sebagai wilayah bebas korupsi. “Makanya
predikat bebas korupsi ini yang ingin saya pertahankan,” ujar Suharsono.
Secara berkelakar, Suharsono dalam kesempatan itu
juga mengatakan tidak ingin berlama-lama memimpin Bantul. Ia hanya ingin mempertahankan
Bantul bebas korupsi sehingga APBD bisa disalurkan maksimal untuk rakyat.