JOGJAGRID.COM: Tidak bisa dipungkiri memang dimasa
pandemi covid 19ini banyak masyarakat ataupun para pelaku usaha yang
mengeluhkan minimnya pendapat yang mereka dapatkan.
Memang yang paling terasa dimasa pandemi covid 19
ini dari segi ekonomi yang banyak terkena imbasnya.
Bukan hanya berdampak bagi masyarakat umum,akan
tetapi juga berdampak bagi para pelaku usaha.
Hal ini pun juga sangat dirasakan bagi masyarakat
pesisir pantai yang hidupnya masih tergantung pada hasil penjualan tangkapan
laut.
Karsono, salah satu nelayan Pantai Gesing
Gunungkidul mengungap bahwa tidak dapat dipungkiri di masa pandemi ini sangat berdampak
bagi para nelayan juga yang berpengaruh pada hasil penjualan.
“Pandemi Covid ini pendapatan dari hari hasil
tangkapan ikan turun drastis,”kata Karsono Jumat 18 September 2020.
Tak hanya itu. Bahkan harga panen ikan itu pun juga menurun
drastis alias tidak sebanding dengan kebutuhan para nelayan.
“Sebagai contoh ikan tenggiri yang biasanya saat
dijual bisa sampai kisaran harga di atas 50 ribu per kilogram, sekarang untuk
ikan yang ukuran 3 kilogram hanya dijual seharga Rp 55 ribu,” ujarnya.
Akibat anjloknya harga panen itu, ujar Karsono, saat
ini banyak para nelayan yang enggan melaut karena hasil penjualan semakin
merosot.
“Akhirnya kami terpaksa menjual merugi daripada
hasil tangkapan kami tidak laku terjual karana sepinya pengunjung pantai dan
sepinya penjualan di pasaran,” ujar Karsono di sela-sela kesibukannya
memperbaiki jala di pinggir pantai.
Karsono menambahkan, jika nelayan nekat melaut, maka
mereka terpaksa hanya menumpuk saja hasil tangkapannya laut sebelumnya yang
belum terjual.
Pemda DIY sebelumnya pada Kamis 17 September 2020 mengumumkan
ada tambahan 41 kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19 di DIY.
Tambahan jumlah tersebut didapat dari pemeriksaan
sebanyak 675 sampel dan 647 orang yang diperiksa. Juru Bicara Pemda DIY untuk
Penanganan Covid-19, Berty Murtiningsih, mengatakan total kasus positif
Covid-19 di DIY menjadi sebanyak 1.984 kasus.
"Distribusi kasus berdasarkan domisili Kota
Yogyakarta 8 kasus, Kabupaten Bantul 6 kasus, Kabupaten Kulonprogo 2 kasus, dan
Kabupaten Sleman 25 kasus," jelas Berty.
"Laporan jumlah kasus sembuh sebanyak 20 kasus
sehingga total kasus sembuh menjadi sebanyak 1.440 kasus," ungkapnya.
(Arf)