JOGJAGRID.COM : Pandemi Covid-19 berdampak besar
pada kondisi ekonomi nasional. Pembatasan kegiatan masyarakat dalam rangka
pencegahan penyebaran virus corona, berpengaruh pada berbagai kegiatan usaha
dan akhirnya berimbas pada perekonomian. Tak terkecuali bagi kegiatan usaha
kelompok masyarakat terdampak bencana yang selama ini mendapat pendampingan
usaha dari BNPB.
“Kondisi pandemi Covid-19 tersebut tidak boleh
menyurutkan semangat. Kondisi ini justru dapat menjadi momentum kebangkitan,”
ujar Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekontruksi BNPBangkit, Rifai, MBA di
Yogyakarta Kamis 24 September 2020.
Maka dengan semangat “Tangguh Melawan Covid-19,
Kesehatan Pulih, Ekonomi Bangkit” BNPB pada tahun 2020 ini hadir kembali dengan
kegiatan “Dukungan Pemasaran Hasil Pendampingan pada Kelompok Terdampak
Bencana” melalui pameran.
Kegiatan dukungan pemasaran (duksar) oleh BNPB ini
dimaksudkan untuk mempublikasikan hasil kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi
pascabencana serta meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat terdampak
bencana. Adapun tujuannya adalah mempromosikan dan mengenalkan produk kelompok
masyarakat yang terdampak sehingga dapat meningkatkan penjualan dan pendapatan.
Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekontruksi BNPBangkit, Rifai, MBA di Yogyakarta Kamis 24 September 2020. |
Kali ini, kegiatan duksar BNPB hadir dalam event
“Jogja PPUN Expo 2020” (Pameran Produk Unggulan Perdagangan, Pariwisata dan
Investasi) yang digelar pada 24 - 27 September 2020 di Jogja City Mall, Sleman,
Yogyakarta. Produk-produk yang akan
dipamerkan antara lain dari UMKM hasil pemulihan ekonomi kelompok masyarakat
terdampak bencana di Nusa Tenggara Barat (seperti gula semut, kopi sajang,
bawang putih, tenun Lombok, handicraft Sajang) dan Donggala, Sulawesi Tengah
(berupa kain tenun).
Tidak hanya itu, stand BNPB yang dalam Jogja PPUN
Expo 2020 ini tampil dengan konsep Joglo terbuka, akan memamerkan juga
produk-produk UMKM hasil pemulihan ekonomi kelompok terdampak bencana dari
beberapa daerah lainnya. Ada kopi “Kepahiang” Bengkulu (banjir dan longsor),
“Baratas Coffee” Banjarnegara, Jawa Tengah (gempa), kopi “Lajukela” Pekanbaru,
Riau (kebakaran hutan dan lahan), kopi “Cimbang” Sinabung, Sumatera Utara
(erupsi gunung Sinabung) dan kopi “Tjimanoek” Garut, Jawa Barat (pengurangan
risiko bencana pada Daerah Hulu Sungai Cimanuk).
Ada juga produk olahan berupa makanan ringan dari
tepung coklat, Sumedang (banjir dan longsor) serta produk kerajinan mulai
pakaian dari Kulon Progo, Yogyakarta (gempa), kain tenun dan batik tulis dari Sukoharjo, Jawa Tengah (banjir),
kerajinan kulit dari Garut, Jawa Barat (banjir dan longsor) hingga kerajinan
kulit kayu dan noken dari Sentani Jayapura, Papua (longsor dan banjir).
Sebelumnya BNPB juga hadir dalam Bandung PPI 2020
dan berupaya hadir pada pameran dengan tema yang berbeda di kota lain. Melalui
pameran ini, UMKM hasil pemulihan ekonomi dari daerah pascabencana diharapkan
akan semakin terbuka akses pemasarannya dan perekonomian menjadi semakin pulih.
(***)