JOGJAGRID.COM : Presiden RI, Ir. Joko Widodo mengumumkan penanganan Covid – 19 di DIY adalah yang terbaik di Indonesia. Pernyataan itu disampaikan kepada Wagub DIY KGPAA Paku Alam X dan seluruh gubernur se –Indonesia pada acara pengarahan kepala daerah mengenai percepatan penyerapan APBD 2020, Rabu (15/07) di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.
DIY bersanding dengan empat provinsi lain yang masuk dalam lima besar terbaik penanganan Covid – 19. Setelah DIY, posisi terbaik diduduki oleh Bangka Belitung, Aceh, Sumbar dan disusul Gorontalo. Penilaian ini berdasarkan atas pemantuan Gugus Tugas Penanganan Covid – 19 Pusat.
“Saya mengapresiasi kerja provinsi-provinsi, Bapak-Ibu sekalian para Gubernur, dan dalam penanganan Covid-19 ini dari seluruh parameter yang kita miliki memang DIY yang paling baik, Pak Wagub, nggih. Bangka Belitung, juga masuk. Ini yang lima besar yang baik. Aceh juga masuk, yang ketiga. Sumbar juga masuk, dan Gorontalo. Ini dengan parameter-parameter yang dimiliki oleh Gugus Tugas Pusat,” ungkap Presiden Jokowi.
Meskipun mengumumkan DIY sebagai daerah dengan penanganan Covid – 19 terbaik di Indonesia, namun Presiden Jokowi mengungkapkan bukan berarti penanganan di daerah lain tidak baik. Presiden Jokowi tetap mengapresiasi kinerja para gubernur lain yang telah bekerja keras mengendalikan dan penangani penyebaran Covid – 19.
Semua daerah telah bekerja keras dalam menghadapi pandemi ini dengan luar biasa.Bahkan Papua Barat disebut sebagai daerah yang juga menangani Covid – 19 dengan sangat baik, mengingat tingginya jumlah pasien yang sembuh.
"Provinsi-provinsi yang lain saya lihat juga pengendaliannya baik. Saya tadi baru berbicara dengan Pak Gubernur Mandacan Papua Barat, pengendaliannya yang sembuh banyak dan yang meninggal 4 (orang). Ini, yang sekarang ini, target dunia itu sekarang bagaimana menekan angka kematian," kata Presiden Jokowi.
Lebih lanjut Presiden Jokowi menambahkan, yang harus dilakukan oleh para gubernur se-Indonesia saat ini adalah menekan angka kematian dan meningkatkan kesembuhan setinggi-tingginya. Selain itu juga mengendalikan pertambahan kasus positif Covid – 19. Ketiga hal tersebut adalah hal yang sangat sulit dilakukan, namun bukan berarti tidak bisa diwujudkan. Keberhasilan ketiga aspek tersebut, akan berdampak pada penurunan positivity rate.
“Kalau bisa tiga-tiganya, kasus positifnya turun, berarti positivity rate-nya, persentasenya juga turun tetapi angka kesembuhan dinaikkan, angka kematian diturunkan serendah-rendahnya. Ini bukan hal yang gampang, sekali lagi bukan hal yang gampang,” tekan Presiden Jokowi.
Menanggapi apresiasi tersebut, Sekda DIY, Drs. R. Kadarmanta Aji yang ditemui di kantornya di Gedhong Gandhok Kiwo, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Kamis (16/07) menyampaikan rasa syukur dan terimakasih atas apresiasi yang berikan terkait upaya yang telah dilakukan. Penanganan yang selama ini dilakukan adalah hasil kerjasama dengan seluruh stakeholder yang ada di kabupaten/kota dan juga masyarakat. Hal ini adalah tantangan untuk DIY lebih bekerja keras menangani Covid – 19 karena belum berakhir.
“Penanganan ini bukan seperti lomba, tapi bagaimana kita secara optimal menangani Covid -19. Apabila diapresiasi, ya itu tentu bukan tujuan utama kita,” ujar Aji. Aji menambahkan pula, “Saya kira strategi yang selama ini di sampaikan oleh Pak Gubernur bahwa masyarakat itu sebagai subjek jauh lebih efektif. Karena sifatnya adalah bagaimana kita bisa memberikan kesadaran kepada masyarakat supaya bisa menjaga diri sendiri maupun menjaga orang lain.”
Aji mengungkapkan, penanganan Covid – 19 di DIY tentu tidak bisa disamakan dengan daerah lain. Karena ketika mengambil kebijakan, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengerti betul bagaimana kondisi daerahnya.
Gubernur DIY paham betul bagaimana latar belakang masyarakat dan daerahnya. Kemudian juga bagaimana potensi masyarakat, kemungkinan penyebaran dan bagaimana memperlakukan masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, kebijakan-kebijakan di DIY bisa dikeluarkan dan diterapkan.
Aji menegaskan hal-hal seperti itu harus dilakukan dan tidak bisa diadopsi mentah-mentah karena potensi tiap daerah berbeda. Tetapi yang terpenting adalah masyarakatnya. Pemda DIY punya peran penting, tapi masyarakat punya peran lebih penting lagi. Masyarakat DIY telah berperan aktif, bukan hanya Gugus Tugas saja dan Pemda saja.
“Jadi kalau sekarang ini Pak Gubernur dan Pak Wakil Gubernur sebagai ketua gugus tugas mengeluarkan banyak kebijakan-kebijakan,itu karena paham betul kondisi DIY dan masyarakatnya. Kebijakan-kebijakan tentu tidak akan bisa sukses tanpa didukung oleh masyarakat,” tandas Aji.