JOGJAGRID.COM : Pengusaha supplier es krim merek asal Yogya, Andromeda, sempat gamang kala bisnisnya yang sudah ia rinstis ikut terhempas dampak badai Covid-19 yang berkepanjangan.
Pendiri Sweet Sundae Ice Cream itu mengakui merasakan benar dampak Covid-19 ini dan tak pernah mengira bakal ikut terancam gulung tikar karenanya.
Bayangkan saja, pasar es krimnya yang sudah dirintis belasan tahun sejak ia masih duduk di bangku kuliah 2008 silam, sudah dipercaya menjadi supplier banyak hotel dan katering di Yogyakarta. Lalu saat pandemi merebak, semua orderan itu ikut stop, mandeg total dan tak menghasilkan pemasukan.
"Saat Covid-19 datang dan merebak akhir Maret lalu, usaha saya langsung mandek karena semua bisnis yang saya suplai ikut terkena dampak negatif,” ujar alumnus Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada Yogya itu saat peluncuran program Grab #TerusUsaha Selasa 21 Juli 2020.
Tak rela impiannya membangun bisnis hancur begitu saja, Andromeda memutuskan untuk mengubah strategi. Usaha yang tadinya hanya bersifat bisnis to bisnis atau B2B diubah dipasarkan langsung kepada pelanggan. Semuanya ia lakukan 100 persen secara online.
"Saya langsung menjual kepada pelanggan dan semuanya 100% online. Caranya saya mendaftar ke program.SiBakul Jogja MarketHub milik pemerintah Yogya dan juga menjadi merchant GrabFood," katanya.
Tak sia-sia upayanya bangkit. Dalam kurun waktu satu bulan setelahnya, penjualan Sweet Sundae Ice Cream sudah kembali meningkat hingga 85% dan ia tetap bisa mempekerjakan 25 karyawannya.
"Sangat bersyukur bagaimana teknologi tidak hanya membantu saya, tapi juga orang di sekitar saya” jelasnya.
Richard Aditya, Head of West Indonesia Grab Indonesia membeberkan di Yogyakarta, Grab memang menjalin kerja sama dengan pemerintah untuk digitalisasi pasar di Sleman, sediakan armada GrabExpress untuk aplikasi SiBakul dan buka Grab Merchant Center.
"Kami sejak awal percaya hadirnya digitalisasi akan membantu UMKM bertahan dalam masa sulit sekalipun, serta masa depan bisnis yang lebih terjamin," ujarnya.
Dalam riset terbaru juga mencatatkan bahwa pekerja lepas dan UMKM pada ekosistem Grab berkontribusi sebesar Rp 830 miliar bagi perekonomian Yogyakarta dan tingkatkan kualitas hidup mereka.
Di Yogyakarta riset tersebut menjelaskan 8% mitra merchant GrabFood Yogyakarta terinspirasi untuk memulai bisnisnya karena adanya GrabFood dan 11% mitra merchant menggunakan GrabFood saat pertama kali memulai bisnisnya.
Seiring dengan tumbuhnya bisnis mitra merchant GrabFood dan agen GrabKios, mereka juga menyerap tenaga kerja dari komunitas mereka. 44% mitra merchant GrabFood dan 8% Agen GrabKios di Yogyakarta menambah pegawai baru sejak bergabung dengan Grab.
Sedangkan di Indonesia sendiri, Grab telah berkomitmen lebih dari Rp260 miliar untuk memerangi penyebaran virus COVID-19 dan menciptakan lebih dari 24 inisiatif baru.
Adapun di Yogyakarta, Grab telah menghadirkan 3 layanan baru untuk mendukung mitra, masyarakat, dan juga UMKM di tengah pandemi. Layanan GrabMart dan GrabAssistant hadir juga untuk memberikan kesempatan pendapatan tambahan bagi mitra pengemudi GrabBike dan GrabCar di tengah pandemi.
(Ria/Noe)