JOGJAGRID.COM : Keraton Yogyakarta meniadakan pelaksanaan Garebeg atau Grebeg Besar pada momentum Idul Adha Jumat, 31 Juli 2020 atau 10 Besar Wawu 1953.
Hal ini menyusul masih diberlakukannya status Tanggap Darurat Bencana COVID-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Bahkan Raja Keraton Yogya yang juga Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X telah mengumumkan bahwa masa tanggap darurat Covid akan diperpanjang ketiga kali sampai akhir Agustus 2020 mendatang.
Meski meniadakan tradisi Grebeg, Keraton Yogyakarta tetap membagikan ubarampe gunungan yang berupa rengginang.
Prosesi tersebut akan dipimpin putri sulung Sultan HB X, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi di Keraton Yogyakarta.
Hal ini sebagai wujud konsistensi Keraton Yogyakarta melestarikan tradisi meski saat pandemi sekaligus mendukung himbauan pemerintah mencegah penularan meluas.
Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura Keraton Yogyakarta GKR Condrokirono menuturkan pelaksanaan agenda digelar dengan tata cara yang sama seperti saat peringatan Idul Fitri dengan pertimbangan protokol kesehatan.
“Meskipun upacara Garebeg ditiadakan, esensi dari Garebeg itu sendiri tidaklah hilang " ujar Gusti Condro.
Putri kedua Ngarsa Dalem itu menuturkan prosesi tradisi ini tetap bermakna sebagai ungkapan rasa syukur dan sedekah dari raja kepada kerabat dan rakyatnya.
Di samping itu, pelaksanaan Garebeg pada zaman dahulu memang dilakukan dengan membagi-bagikan ubarampe gunungan.
"Jadi dulu tradisi Garbege itu digelar bukan dengan cara merayah atau merebut gunungan seperti dikenal saat ini,” ujar Condro.
Pembagian dengan cara tersebut dilakukan karena dianggap dapat meminimalisir kerumunan.
“Kegiatan ini hanya akan diikuti oleh Abdi Dalem dan kerabat dekat saja. Semua Abdi Dalem baik yang bertugas maupun yang mengikuti prosesi juga wajib menggunakan masker dan mematuhi standar protokol kesehatan dengan menggunakan masker dan saling menjaga jarak,” ujar Gusti Condro.
Adapun ubarampe rengginang yang akan dibagikan berjumlah 2.700 buah, sama banyaknya dengan rengginang pada Gunungan Estri dan Gunungan Dharat saat Upacara Garebeg sebagaimana mestinya.
Ubarampe rengginang mulai dirangkai pada Kamis, 30 Juli 2020, di Bangsal Srimanganti, Keraton Yogyakarta.
Setelah rangkaian selesai disiapkan, gerabah tempat ubarampe diletakkan dibusanani atau diberikan kain penutup bermotif bangun tulak.
Prosesi ini dilakukan oleh Kanca Abrit dan dipimpin oleh Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan (KHP) Wahana Sarta Kriya Kanjeng Raden Tumenggung Kusumanegara.
Seluruh ubarampe sebelumnya diinapkan selama satu malam dan selanjutnya akan didistribusikan kepada Abdi Dalem Keraton Yogyakarta, Puro Pakualaman, dan Kepatihan keesokan harinya.