JOGJAGRID.COM: Target Pendapatan Asli Daerah (PAD) sektor pariwisata di Kabupaten Gunungkidul pada 2020 ini dipastikan tak tercapai. Sebab libur lebaran yang biasanya menjadi salah satu momen menarik banyak kunjungan, masih mengalami pandemi Covid-19.
Sekretaris Dinas Pariwisata Gunungkidul, Hary Sukmono mengatakan target untuk PAD pada 2020 ini sebesar Rp29 miliar. Dari jumlah tersebut sampai saat ini baru tercapai sekitar Rp5,6 miliar.
“Target PAD jelas tidak terpenuhi. Apalagi di libur lebaran yang biasa banyak kunjungan. Sudah tidak mungkin karena pandemi Covid-19,” katanya saat dikonfirmasi pada Jumat 1 Mei 2020.
Hary mengatakan sejak 26 Maret 2020 lalu seluruh objek wisata telah ditutup dan tidak menerima kunjungan. Kondisi seperti ini pun tidak tahu akan bertahan sampai kapan.
Penutupan tersebut dilakukan sebagai pencegahan penularan virus Covid-19. Seluruh pos retribusi atau jalur masuk destinasi wisata pun dilakukan penjagaan supaya tidak ada wisatawan yang nekat berkunjung.
“Kami bersama masyarakat melakukan penjagaan terus di pos masuk objek wisata. Kalau ada wisatawan yang masih nekat, kami berikan imbauan supaya tidak datang,” katanya.
Sedangkan untuk mengurangi dampak dari wabah Covid-19 terhadap para pelaku wisata, pihaknya menyediakan fasilitas berupa jaringan dan peralatan berupa komputer di kantornya.
“Pelaku wisata yang mengalami kesulitan mendaftar kartu prakerja, sudah kami siapkan sumber daya berupa jaringan dan komputer,” katanya.
Hary juga mengungkapkan selain kartu prakerja, juga ada program bantuan dari Kementerian Pariwisata untuk pelaku wisata. Pihaknya pun telah melakukan pendataan dan menyodorkan sebanyak 5.800 orang supaya mendapatkannya.
“Sudah kami sodorkan data sebanyak 5.800 pelaku wisata dari Gunungkidul untuk mendapat bantuan berupa sembako dari Kementerian Pariwisata. Kemarin ada sekitar 400 orang yang sudah memperolehnya, lainnya mudah-mudahan dapat,” ucapnya.
Kepala Bidang Pemasaran Wisata Gunung Api Purba Nglanggeran Kecamatan Patuk, Gunungkidul, Heru mengatakan sudah sejak 26 Maret 2020 lalu kawasan wisatanya ditutup. “Meski ditutup, ada petugas yang jaga supaya sewaktu-waktu kalau ada wisatawan yang datang bisa memberitahu,” katanya.
Heru mengatakan ia dan rekan-rekannya pelaku wisata juga dalam proses mendaftar program kartu prakerja. Ia mengakui sempat kesulitan karena jaringannya lambat. “Sudah berhasil daftar, tinggal menunggu tes,” ucapnya. (Fer)