JOGJAGRID.COM : Saham mayoritas PSS Sleman tengah dalam proses dijual oleh pemilik mayoritas sahamnya, Soekeno.
Padahal, klub yang baru naik kasta Liga 1 2019 itu kini tengah tertatih menyiapkan musim kompetisi 2020 karena belum menunjuk pelatih definitif juga melakukan rekrutmen pemain komplet.
Soekeno menuturkan langkahnya melego seluruh saham PSS di tengah persiapan Elang Jawa menghadapi musim kompetisi 2020 sebagai hal yang wajar wajar saja.
"Tidak, tidak akan mengganggu (penjualan saham PSS) itu pada persiapan tim. Malah langkah saya ini untuk memperkuat tim," ujar Soekeno kepada Tempo Selasa 14 Januari 2020.
Soekeno menuturkan persiapan PSS berjalan terkesan lambat menyongsong Liga 1 bukan karena sahamnya tengah dijual. Namun semata karena menunggu pelatih definitif ada.
Soekeno menuturkan PSS yang musim lalu ditangani Seto Nurdiyantoro tetap masih memberi priorotas pelatih berusia 45 tahun itu lanjut mengurusi Super Elang Jawa.
Namun saat ini negosiasi manajemen dengan Seto belum mencapai titik temu.
"Kami kan tetap masih menghormati mas Seto. Kemarin mau komunikasi beliau pas umroh, lalu mas Seto dikabarkan mau ke timnas juga, jadi kami semua memang menunggu kejelasan mas Seto saat itu sampai di mana," ujar Soekeno.
Soekeno memastikan jika saja pelatih sudah definitif, maka dalam sepekan saja ia menyatakan tim sudah bisa terbentuk. Saat ini tim PSS belum terbentuk semata karena menunggu adanya pelatih definitif saja.
Soekeno berkeyakinan di tangan investor baru, kelak PSS Sleman akan menjadi tim yang lebih hebat.
Karena menurutnya ia sudah cukup bersama PSS dengan mengantarkannya sampai Liga 1 pada 2019.
Sedangkan untuk memaksimalkan performa PSS agar bisa menjadi top team Liga 1 atau yang punya peringkat lebih bagus musim ke depan, ujar Soekeno, butuh investor baru. Tentu yang lebih berpengalaman dan lebih kuat.
Soal target kapan saham PSS Sleman akan dilepaskan, Soekeno hanya menjawab singkat, "Ya secepatnya, tetap tahun ini," ujarnya.
Soekeno sempat memberi rentang nilai 68 persen saham PSS yang dipegangnya dibaderol dengan harga rentang Rp.15-20 miliar.
Ia akan melepas pada tawaran tertinggi sekaligus mencari investor yang dianggap layak membelinya agar PSS tetap ditangani secara benar dan berdampak positif pada kemajuannya.
PSS Sleman sendiri pada musim 2019 lalu final di peringkat delapan. Hasil itu dinilai berbagai kalangan cukup baik mengingat PSS masuk sebagai tim promosi.
"Saya yakin PSS akan menjadi tim lebih hebat. Makanya saya juga pilih pilih, mana investor yang memang benar cocok menangani PSS," ujar Soekeno. (Wit)
source : Tempo
Padahal, klub yang baru naik kasta Liga 1 2019 itu kini tengah tertatih menyiapkan musim kompetisi 2020 karena belum menunjuk pelatih definitif juga melakukan rekrutmen pemain komplet.
Soekeno menuturkan langkahnya melego seluruh saham PSS di tengah persiapan Elang Jawa menghadapi musim kompetisi 2020 sebagai hal yang wajar wajar saja.
"Tidak, tidak akan mengganggu (penjualan saham PSS) itu pada persiapan tim. Malah langkah saya ini untuk memperkuat tim," ujar Soekeno kepada Tempo Selasa 14 Januari 2020.
Soekeno menuturkan persiapan PSS berjalan terkesan lambat menyongsong Liga 1 bukan karena sahamnya tengah dijual. Namun semata karena menunggu pelatih definitif ada.
Soekeno menuturkan PSS yang musim lalu ditangani Seto Nurdiyantoro tetap masih memberi priorotas pelatih berusia 45 tahun itu lanjut mengurusi Super Elang Jawa.
Namun saat ini negosiasi manajemen dengan Seto belum mencapai titik temu.
"Kami kan tetap masih menghormati mas Seto. Kemarin mau komunikasi beliau pas umroh, lalu mas Seto dikabarkan mau ke timnas juga, jadi kami semua memang menunggu kejelasan mas Seto saat itu sampai di mana," ujar Soekeno.
Soekeno memastikan jika saja pelatih sudah definitif, maka dalam sepekan saja ia menyatakan tim sudah bisa terbentuk. Saat ini tim PSS belum terbentuk semata karena menunggu adanya pelatih definitif saja.
Soekeno berkeyakinan di tangan investor baru, kelak PSS Sleman akan menjadi tim yang lebih hebat.
Karena menurutnya ia sudah cukup bersama PSS dengan mengantarkannya sampai Liga 1 pada 2019.
Sedangkan untuk memaksimalkan performa PSS agar bisa menjadi top team Liga 1 atau yang punya peringkat lebih bagus musim ke depan, ujar Soekeno, butuh investor baru. Tentu yang lebih berpengalaman dan lebih kuat.
Soal target kapan saham PSS Sleman akan dilepaskan, Soekeno hanya menjawab singkat, "Ya secepatnya, tetap tahun ini," ujarnya.
Soekeno sempat memberi rentang nilai 68 persen saham PSS yang dipegangnya dibaderol dengan harga rentang Rp.15-20 miliar.
Ia akan melepas pada tawaran tertinggi sekaligus mencari investor yang dianggap layak membelinya agar PSS tetap ditangani secara benar dan berdampak positif pada kemajuannya.
PSS Sleman sendiri pada musim 2019 lalu final di peringkat delapan. Hasil itu dinilai berbagai kalangan cukup baik mengingat PSS masuk sebagai tim promosi.
"Saya yakin PSS akan menjadi tim lebih hebat. Makanya saya juga pilih pilih, mana investor yang memang benar cocok menangani PSS," ujar Soekeno. (Wit)
source : Tempo