JOGJAGRID.COM : Menghadapi era revolusi industri 4.0 insinyur semakin banyak dibutuhkan perannya di berbagai bidang.
Semakin kedepan nantinya semua pekerjaan manusia akan digantikan oleh mesin. Oleh karena itu, peran insinyur sangat dibutuhkan di era revolusi industri 4.0 saat ini. Terlebih belakangan ini banjir di Indonesia terjadi dimana mana, dan kejadian ini terjadi setiap tahunnya. Seharusnya hal ini tidak terjadi lagi dengan banyaknya insinyur di Indonesia.
Namun kendala yang terjadi di dunia insinyur Indonesia adalah sering berbeda pendapat dan masing masing bekerja secara Individu.
Demikian disampaikan Rektor UMY Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P, IPM. dalam Sumpah Profesi Insinyur dan Kuliah Umum Keinsinyuran pada Senin, (1/6) di Ruang Sidang AR Fachrudin A Kampus Terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Kondisi insinyur di Indonesia menurut Gunawan juga dapat digambarkan dari penanganan pasien di Turki seperti pengalaman yang pernah ditemuinya. "Berbeda sekali dengan yang pernah saya alami ketika berada di Rumah Sakit Turki. Pasien itu ditangani oleh banyak dokter yang bekerja sama agar pasien cepat terselamatkan, berbeda dengan di Indonesia pasien lebih sering ditangani oleh satu dokter spesialis, begitu juga yang terjadi di dunia insinyur Indonesia. Hal ini yang membuat permasalahan di Indonesia khususnya banjir tidak pernah terselesaikan. Para insinyur harus sering bertemu dalam forum diskusi untuk memecahkan permasalahan yang terjadi di Indonesia," jelasnya.
Hal senada juga disampaikan Sekretaris Tim Ahli Keinsinyuran Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ir. Rudy Purwondho, MSc., MBA., IPM., ASEAN Eng. Ia menyampaikan bahwa kebutuhan SDM insinyur di Indonesia mencapai 155 ribu pertahun, sementara itu lulusan insinyur di Indonesia saat ini hanya 80 ribu pertahun. “Hal ini menunjukkan bahwa sangat kurangnya SDM insinyur untuk mengatasi berbagai permasalahan di Indonesia. Ini merupakan peluang besar bagi mahasiswa UMY yang pada kali ini meluluskan 18 mahasiswa. Harapannya kedepannya semakin banyak mahasiswa profesi insinyur di UMY agar kita menjadi bagian terbesar dari SDM insinyur yang dibutuhkan di Indonesia,”ungkapnya.
Sementara itu, Koordinator Lembaga Layanan Dikti Wilayah V Tunggul Priyono SH., M. HUM. menyampaikan bahwa mahasiswa UMY sudah dibekali dengan SDM yang unggul. “Konsep unggul dan Islami itu sejatinya adalah menjadikan manusia seutuhnya. Dalam hal ini UMY juga sudah membekali dengan prinsip 6C yaitu critical thinking, colaboration, communication, creative, caracter, citizen, itu artinya mulai saat ini UMY sudah mempersiapkan SDM yang unggul dan tidak akan tergantikan oleh mesin di masa mendatang,”ungkapnya. (Arifin)
Semakin kedepan nantinya semua pekerjaan manusia akan digantikan oleh mesin. Oleh karena itu, peran insinyur sangat dibutuhkan di era revolusi industri 4.0 saat ini. Terlebih belakangan ini banjir di Indonesia terjadi dimana mana, dan kejadian ini terjadi setiap tahunnya. Seharusnya hal ini tidak terjadi lagi dengan banyaknya insinyur di Indonesia.
Namun kendala yang terjadi di dunia insinyur Indonesia adalah sering berbeda pendapat dan masing masing bekerja secara Individu.
Demikian disampaikan Rektor UMY Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P, IPM. dalam Sumpah Profesi Insinyur dan Kuliah Umum Keinsinyuran pada Senin, (1/6) di Ruang Sidang AR Fachrudin A Kampus Terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Kondisi insinyur di Indonesia menurut Gunawan juga dapat digambarkan dari penanganan pasien di Turki seperti pengalaman yang pernah ditemuinya. "Berbeda sekali dengan yang pernah saya alami ketika berada di Rumah Sakit Turki. Pasien itu ditangani oleh banyak dokter yang bekerja sama agar pasien cepat terselamatkan, berbeda dengan di Indonesia pasien lebih sering ditangani oleh satu dokter spesialis, begitu juga yang terjadi di dunia insinyur Indonesia. Hal ini yang membuat permasalahan di Indonesia khususnya banjir tidak pernah terselesaikan. Para insinyur harus sering bertemu dalam forum diskusi untuk memecahkan permasalahan yang terjadi di Indonesia," jelasnya.
Hal senada juga disampaikan Sekretaris Tim Ahli Keinsinyuran Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ir. Rudy Purwondho, MSc., MBA., IPM., ASEAN Eng. Ia menyampaikan bahwa kebutuhan SDM insinyur di Indonesia mencapai 155 ribu pertahun, sementara itu lulusan insinyur di Indonesia saat ini hanya 80 ribu pertahun. “Hal ini menunjukkan bahwa sangat kurangnya SDM insinyur untuk mengatasi berbagai permasalahan di Indonesia. Ini merupakan peluang besar bagi mahasiswa UMY yang pada kali ini meluluskan 18 mahasiswa. Harapannya kedepannya semakin banyak mahasiswa profesi insinyur di UMY agar kita menjadi bagian terbesar dari SDM insinyur yang dibutuhkan di Indonesia,”ungkapnya.
Sementara itu, Koordinator Lembaga Layanan Dikti Wilayah V Tunggul Priyono SH., M. HUM. menyampaikan bahwa mahasiswa UMY sudah dibekali dengan SDM yang unggul. “Konsep unggul dan Islami itu sejatinya adalah menjadikan manusia seutuhnya. Dalam hal ini UMY juga sudah membekali dengan prinsip 6C yaitu critical thinking, colaboration, communication, creative, caracter, citizen, itu artinya mulai saat ini UMY sudah mempersiapkan SDM yang unggul dan tidak akan tergantikan oleh mesin di masa mendatang,”ungkapnya. (Arifin)