JOGJAGRID.COM : PT Putra Sleman Sembada atau PT PSS akhirnya bersuara pasca
menjadi bulan bulanan hujatan para suporter Sleman yang tak terima pemecatan pelatih Seto Nurdiyantoro.
Seto yang selama ini dianggap menjadi penyelamat PSS untuk naik ke Liga 1, tiba tiba dipecat.
Manajemen PSS juatru menunjuk pelatih anyar Eduardo Perez Moran menggantikan posisi Seto demi menukangi Super Elang Jawa di musim kompetisi Liga 1 2020.
Tak hanya menghujat di lini massa, aksi protes dari penyegelan kantor PSS di Stadion Maguwoharjo sampai ancaman boikot seluruh laga PSS selama 2020 terus digaungkan para suporter militan Elang Jawa.
Menanggapi aksi protes berturut itu, awal pekan ini Manajemen PSS baru bersuara. Mereka menyatakan memahami dinamika yang berkembang saat ini pasca penunjukan pelatih Eduardo.
Manajemen mengaku berterimakasih atas masukan yang diberikan oleh suporter. Kritikan yang ada kepada PT PSS dinilai membuktikan betapa dalamnya kepedulian supporter terhadap kemajuan tim PSS.
“Kita telah mencapai hasil yang bagus, bertahan di Liga 1 musim 2020 ini dengan raihan di posisi ke-8 musim kompetisi tahun 2019. Ini merupakan kerja keras semua pihak, dari para pemain, tim pelatih, panitia pelaksana, manajemen tim dan PT PSS serta tentu dari suporter dan masyarakat Sleman pada umumnya,” ujar CEO PT PSS, Fatih Chabanto Senin 20 Januari 2020.
Seto Nurdiyantoro,ujar Fatih, juga mampu menunjukkan kemampuannya dengan meracik dan mengantar PSS bertahan di tengah kerasnya persaingan pada kompetisi 2019 lalu.
Pencapaian PSS Sleman dari kerja keras tim secara luas memang tak seluruhnya sempurna, berjalan seperti yang diharapkan. Namun proses itu, ujar Fatih, akan diperbaiki dalam menghadapi musim kompetisi Liga 1 2020 ini.
Fatih membeberkan lagi, seusai berakhirnya Liga 1 2019, langkah manajemen yang pertama memang melakukan pembicaraan dengan Seto Nurdiyantoro tentang perpanjangan kontrak sebagai pelatih PSS.
Demi menghormati Seto, manajemen juga menunggu kepastiannya disaat menguat rumor tentang namanya sebagai pelatih yang akan duduk di jajaran tim pelatih Timnas Indonesia. Begitu juga saat Seto menunaikan ibadah umroh. PT PSS.
mengaku tidak pernah melakukan pembicaraan dengan pelatih lain demi rasa hormat pada Seto selama masa umroh itu.
"Di sela-sela waktu itu pun PT PSS terus berkomunikasi dengannya untuk mencapai sepakat dengan kurang lebih mencapai 5-6 kali pertemuan," ujarnya.
Kondisi ideal adalah harapan semua klub, namun untuk mencapai hal tersebut diperlukan waktu dan dana. Atas permintaan kondisi yang diharapkan oleh Seto maka sesuai prosedur dibawa ke tingkat Dewan Direksi dan Dewan Komisaris.
Pada tanggal 13 dan 14 Januari 2020 maka terjadi pertemuan tersebut, tetapi kesepakatan belum terjadi, dan keesokannya PT PSS mengutus Teguh Wahono selaku Vice CEO untuk menemui Seto di kediamannya, guna mewakili PT PSS mengucapkan terima kasih atas segala bantuannya. Namun saat itu tidak berhasil menemuinya
Perkenalan pelatih PSS yang baru tak lain sebagai langkah untuk bersiap diri menyongsong Liga 1 2020. Tim tidak bisa menanti terus, dan bisa makin tertinggal dalam persiapan menghadapi kick off yang diperkirakan dimulai pada awal Maret 2020.
"Pengalaman tahun lalu menjadi pelajaran berharga bagi kami untuk lebih bersiap, dan berbenah," ujarnya.
Sumber daya manusia (SDM), ujar Fatih, masih dirasakan belum memadai, selain perlu penempatan individu pada bidangnya yang sesuai dengan kompetensinya.
Begitu juga dengan adanya jabatan rangkap yang pernah ada tidak bisa terjadi lagi.Meski hal itu sebenarnya sudah tidak berlaku sejak Agustus 2019 lalu.
"Saat ini PSS bersiap memulai latihan perdana, sambil menambah skuat sesuai kebutuhan dan rekomendasi dari pelatih.Waktu yang tidak banyak diharapkan dapat dijalani dengan semaksimal mungkin, sehingga saat kompetisi dimulai kita sudah siap," ujarya.
PSS Sleman sendiri saat ini telah berhasil merekrut 20 pemain dan akan memulai latihan perdana pada Selasa 21 Januari 2020. (Son)