JOGJAGRID.COM - Indonesia akan memiliki Bandar Antariksa. Menurut Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin Bandar Antariksa tersebut akan dibangun di Biak, Papua dan masih dalam tahap persiapan. Bandar Antariksa diharapkan mulai dibangun pada 2020.
Thomas melanjutkan pembangunan Bandar Antariksa tersebut merupakan amanat dari Undang-undang No. 21 tahun 2013 tentang keantariksaan dan Peraturan Presiden No.45 tahun 2017. Meskipun sudah lama tercantum dalam undang-undang, Thomas mengatakan pembangunan mulai direncanakan pada tahun ini karena adanya keterbatasan anggaran.
“Pada 2018 telah menetapkan lokasi dari beberapa alternatif ada Pulau Enggano, Pulau Nias, Pulau Morotai, dan Pulau Biak. Kemudian konsultasi dengan beberapa kementerian dan lembaga, akhirnya kami memutuskan di Biak,” kata Thomas (18/11/2019).
Selanjutnya, Thomas menuturkan pertimbangan utama memilih Biak, karena daerah tersebut dekat dengan ekuator, di mana terletak pada titik koordinat 0º55?-1º27? Lintang Selatan (LS) dan 134º47?-136º48 Bujur Timur (BT). Selain itu, Biak juga menghadap ke laut lepas, sehingga memiliki drop zone (titik jatuh) di wilayah yang aman di lautan.
“Selain itu, infrastruktur di Biak juga lebih unggul daripada alternatif daerah lainnya," imbuh Thomas.
Thomas juga mengungkapkan bahwa Bandar Antariksa tersebut masih skala kecil. Alasannya disebut skala kecil menurut Thomas lantaran Bandar Antariksa nantinya digunakan untuk peluncuran roket yang relatif kecil dan operasionalnya tidak terlalu banyak. (Mika Aryana)
Thomas melanjutkan pembangunan Bandar Antariksa tersebut merupakan amanat dari Undang-undang No. 21 tahun 2013 tentang keantariksaan dan Peraturan Presiden No.45 tahun 2017. Meskipun sudah lama tercantum dalam undang-undang, Thomas mengatakan pembangunan mulai direncanakan pada tahun ini karena adanya keterbatasan anggaran.
“Pada 2018 telah menetapkan lokasi dari beberapa alternatif ada Pulau Enggano, Pulau Nias, Pulau Morotai, dan Pulau Biak. Kemudian konsultasi dengan beberapa kementerian dan lembaga, akhirnya kami memutuskan di Biak,” kata Thomas (18/11/2019).
Selanjutnya, Thomas menuturkan pertimbangan utama memilih Biak, karena daerah tersebut dekat dengan ekuator, di mana terletak pada titik koordinat 0º55?-1º27? Lintang Selatan (LS) dan 134º47?-136º48 Bujur Timur (BT). Selain itu, Biak juga menghadap ke laut lepas, sehingga memiliki drop zone (titik jatuh) di wilayah yang aman di lautan.
“Selain itu, infrastruktur di Biak juga lebih unggul daripada alternatif daerah lainnya," imbuh Thomas.
Thomas juga mengungkapkan bahwa Bandar Antariksa tersebut masih skala kecil. Alasannya disebut skala kecil menurut Thomas lantaran Bandar Antariksa nantinya digunakan untuk peluncuran roket yang relatif kecil dan operasionalnya tidak terlalu banyak. (Mika Aryana)