JOGJAGRID.COM: Berkolaborasi dengan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) DIY, PT Mowilex Indonesia, sebuah perusahaan cat premium yang sangat peduli lingkungan, mengadakan aksi mewarnai dan memoles Latar Srawung Karangwaru Kota Yogyakarta.
Ini merupakan rangkaian acara Latar Srawung 55 Fest yang berlangsung 24-27 Oktober 2019 sekaligus dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-60 IAI.
Rangkaian acara dimulai dengan kegiatan mewarnai kampung, melibatkan pelukis-pelukis mural Yogyakarta yang menggunakan cat Mowilex sebagai mediumnya.
Puncak acara tersebut, Minggu (27/10/2019), dihadiri sejumlah tokoh masyarakat, akademisi, mahasiswa maupun masyarakat setempat.
Pada acara itu dilakukan penanaman pohon gayam dan pohon sirsak oleh Rio Angkoso selaku Head of Sales Project PT Mowilex Indonesia.
"Kami sangat berbahagia bisa menjadi bagian dari acara ini.
Semoga bisa memberi inspirasi bahwa kita wajib menjaga lingkungan dan memberikan yang terbaik untuk negeri tercinta ini," ujarnya.
Digelar pula diskusi bertema kampung dan bagaimana dunia arsitektur berperan besar mempercantik citra kampung, termasuk bagaimana menciptakan tata ruang yang baik maupun membentuk kampung kreatif.
Jalannya dikusi berlangsung menarik dan diminati oleh mahasiswa-mahasiswa yang hadir.
Talkshow Pesta Kolaborasi Kampung Istimewa ini dihadiri lima pembicara yaitu Dr Imam Budidarmawan Prasodjo MA (sosiolog dan pemerhati kampung), Naning Adiwoso selaku Founding Father GBCI (Green Building Council Indonesia), Dr Ir Djarot Purbadi MT (Litbang Komunitas Karangwaru) serta Ir Eko Agus Prawoto M Arch IAI (Arsitek/IAI).
Dalam kesempatan itu, Imam Prasodjo memberikan banyak ilmu seputar aspek sosiologi kampung pintar.
Menurut dia, kampung pintar mempunyai efek sangat positif terhadap lingkungan sekitar. Masyarakat bisa banyak belajar mengenai hal-hal baru yang menambah skill mereka.
“Terima kasih untuk Mowilex atas dukungannya, tidak hanya di Latar Srawung tetapi juga untuk mewujudkan kampung ilmu di Purwakarta," kata Imam.
Vidya Spaey ST MaHS IA selaku Ketua Pantia HUT ke-60 IAI menyatakan kegiatan ini merupakan wujud pengabdian dan pemberdayaan masyarakat.
Hal ini seiring sejalan dengan program Pemerintah DIY yang ingin memfungsikan Latar Srawung Karangwaru menjadi ruang terbuka hijau publik.
Dulu, Latar Srawung merupakan tempat pembuangan sampah. Lahan tidur yang cukup luas itu kemudian dijadikan ruang publik dan dapat dipakai sebagai ruang interaksi antarwarga. (Frinto Leksana)
Ini merupakan rangkaian acara Latar Srawung 55 Fest yang berlangsung 24-27 Oktober 2019 sekaligus dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-60 IAI.
Rangkaian acara dimulai dengan kegiatan mewarnai kampung, melibatkan pelukis-pelukis mural Yogyakarta yang menggunakan cat Mowilex sebagai mediumnya.
Puncak acara tersebut, Minggu (27/10/2019), dihadiri sejumlah tokoh masyarakat, akademisi, mahasiswa maupun masyarakat setempat.
Pada acara itu dilakukan penanaman pohon gayam dan pohon sirsak oleh Rio Angkoso selaku Head of Sales Project PT Mowilex Indonesia.
"Kami sangat berbahagia bisa menjadi bagian dari acara ini.
Semoga bisa memberi inspirasi bahwa kita wajib menjaga lingkungan dan memberikan yang terbaik untuk negeri tercinta ini," ujarnya.
Digelar pula diskusi bertema kampung dan bagaimana dunia arsitektur berperan besar mempercantik citra kampung, termasuk bagaimana menciptakan tata ruang yang baik maupun membentuk kampung kreatif.
Jalannya dikusi berlangsung menarik dan diminati oleh mahasiswa-mahasiswa yang hadir.
Talkshow Pesta Kolaborasi Kampung Istimewa ini dihadiri lima pembicara yaitu Dr Imam Budidarmawan Prasodjo MA (sosiolog dan pemerhati kampung), Naning Adiwoso selaku Founding Father GBCI (Green Building Council Indonesia), Dr Ir Djarot Purbadi MT (Litbang Komunitas Karangwaru) serta Ir Eko Agus Prawoto M Arch IAI (Arsitek/IAI).
Dalam kesempatan itu, Imam Prasodjo memberikan banyak ilmu seputar aspek sosiologi kampung pintar.
Menurut dia, kampung pintar mempunyai efek sangat positif terhadap lingkungan sekitar. Masyarakat bisa banyak belajar mengenai hal-hal baru yang menambah skill mereka.
“Terima kasih untuk Mowilex atas dukungannya, tidak hanya di Latar Srawung tetapi juga untuk mewujudkan kampung ilmu di Purwakarta," kata Imam.
Vidya Spaey ST MaHS IA selaku Ketua Pantia HUT ke-60 IAI menyatakan kegiatan ini merupakan wujud pengabdian dan pemberdayaan masyarakat.
Hal ini seiring sejalan dengan program Pemerintah DIY yang ingin memfungsikan Latar Srawung Karangwaru menjadi ruang terbuka hijau publik.
Dulu, Latar Srawung merupakan tempat pembuangan sampah. Lahan tidur yang cukup luas itu kemudian dijadikan ruang publik dan dapat dipakai sebagai ruang interaksi antarwarga. (Frinto Leksana)