YOGYAKARTA: Kementerian Perindustrian mencatat jumlah wirausaha di Indonesia saat ini masih terbilang cukup rendah dan harus digenjot dengan berbagai inovasi.
“Jumlah wirausaha di Indonesia masih berada di kisaran 2% dan masih kalah dengan negara tetangga yang mencapai 3 hingga 4%,” ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenperin Ngakan Timur Antara di Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta Rabu (4/9).
Menyikapi situasi itu, Kemenperin, ujar Ngakan, saat ini berupaya menggenjot lahirnya wirausaha baru, termasuk sektor kerajinan dan batik, mengingat Industri Kecil Menengah (IKM) pada sektor tersebut memiliki kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan nasional.
“Guna melahirkan wirausaha baru tersebut pemerintah bertugas memfasilitasi agar tujuan tersebut bisa tercapai. Kemenperin mengambil tugas tersebut dengan menyelenggarakan Innovating Jogja yang telah dilaksanakan sejak tahun 2016,” ujarnya.
Kegiatan Innovating, ujar Ngakan, terbukti telah dapat menumbuhkan wirausaha baru dan sebagai rumah bagi pengembangan bisnis.
Kegiatan Innovating Jogja bertujuan untuk menghasilkan startup kerajinan dan batik di Yogyakarta yang inovatif menggunakan fungsi alih teknologi dan inkubasi hasil-hasil litbang yang dilaksanakan oleh BBKB Yogyakarta.
Misalnya, kata Ngakan, pada tanggal 26 Juli 2019 BBKB telah mengumumkan 10 peserta incubatee melalui tahap inkubasi Innovating Jogja.
Peserta yang terpilih sebagai incubatee Innovating Jogja adalah Adam Amrullah (Naray), Bayu Ratna Dini (Diby Leather), Elsana Bekti Nugroho (Arane), Galuh Irawati Kusumaningrum (RaMundi Batik), Gilang Cahyono Adji (Valey), Hasan Agus Wiratomo (Modust Art and Craft), Iswanto (Giowari Putra Craft), Matius Indarto (Prajan Eco), Miftahudin Nur Ihsan (Smart Batik) dan Usnul Khotimah (Djad Batik).
“Para pemenang Innovating Jogja ini mendapatkan penghargaan berupa pendampingan teknis dan manajemen, monitoring usaha,” ujarnya.
Selain itu juga mendapat fasilitas produksi sebesar Rp 20 juta rupiah dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Indusri Agro, Badan Penelitian dan Pengembangan Industri, Kementerian Perindustian. (WIT)
“Jumlah wirausaha di Indonesia masih berada di kisaran 2% dan masih kalah dengan negara tetangga yang mencapai 3 hingga 4%,” ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenperin Ngakan Timur Antara di Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta Rabu (4/9).
Menyikapi situasi itu, Kemenperin, ujar Ngakan, saat ini berupaya menggenjot lahirnya wirausaha baru, termasuk sektor kerajinan dan batik, mengingat Industri Kecil Menengah (IKM) pada sektor tersebut memiliki kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan nasional.
“Guna melahirkan wirausaha baru tersebut pemerintah bertugas memfasilitasi agar tujuan tersebut bisa tercapai. Kemenperin mengambil tugas tersebut dengan menyelenggarakan Innovating Jogja yang telah dilaksanakan sejak tahun 2016,” ujarnya.
Kegiatan Innovating, ujar Ngakan, terbukti telah dapat menumbuhkan wirausaha baru dan sebagai rumah bagi pengembangan bisnis.
Kegiatan Innovating Jogja bertujuan untuk menghasilkan startup kerajinan dan batik di Yogyakarta yang inovatif menggunakan fungsi alih teknologi dan inkubasi hasil-hasil litbang yang dilaksanakan oleh BBKB Yogyakarta.
Misalnya, kata Ngakan, pada tanggal 26 Juli 2019 BBKB telah mengumumkan 10 peserta incubatee melalui tahap inkubasi Innovating Jogja.
Peserta yang terpilih sebagai incubatee Innovating Jogja adalah Adam Amrullah (Naray), Bayu Ratna Dini (Diby Leather), Elsana Bekti Nugroho (Arane), Galuh Irawati Kusumaningrum (RaMundi Batik), Gilang Cahyono Adji (Valey), Hasan Agus Wiratomo (Modust Art and Craft), Iswanto (Giowari Putra Craft), Matius Indarto (Prajan Eco), Miftahudin Nur Ihsan (Smart Batik) dan Usnul Khotimah (Djad Batik).
“Para pemenang Innovating Jogja ini mendapatkan penghargaan berupa pendampingan teknis dan manajemen, monitoring usaha,” ujarnya.
Selain itu juga mendapat fasilitas produksi sebesar Rp 20 juta rupiah dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Indusri Agro, Badan Penelitian dan Pengembangan Industri, Kementerian Perindustian. (WIT)